Malam hari. Di Minggu ketiga aku berada di Busan untuk menjalankan misi yang sebenarnya sama sekali tak ku kerjakan dengan baik.
Bersyukur di teknologi seperti ini, ada aplikasi fake yang bisa ku gunakan untuk mengelabui Jun dan nona Lee. Screenshot an pesan yang diminta oleh lelaki itu bisa ku kirim dengan sedikit editan agar tak terlihat bahwa itu adalah chattingan palsu.
Aku tahu aku bodoh. Tapi aku tak pernah menyangka bahwa mereka bisa lebih bodoh dari ku. Berulang kali aku mengingatkan Jaehyun agar tak sembarang mengangkat telepon dan membalas pesan dari nomor yang tidak dikenal. Untungnya Jaehyun tidak banyak bicara dan iya-iya saja saat ku bilang kalau ini kulakukan untuk kebaikannya.
Aku juga tak lupa memberitahu nya bahwa aku baik-baik saja disini, walaupun aku tahu nyawaku terancam kalau saja akhirnya sandiwara ku terbongkar oleh Jun dan nona Lee yang berakhir membunuhku nanti.
"Dokter Kim." Aku menyapa lelaki itu yang tengah sibuk bermain game di ponselnya.
Ngomong-ngomong, sepertinya dokter Kim tidak seburuk yang ku pikir karena nyatanya lelaki itu bersikap baik padaku selama berada disini. Dia yang selalu mengantarkan makanan ke kamarku dan bahkan dia yang menemaniku di kamar saat ini—dengan aku yang masih di borgol ber-rantai.
Jun hanya akan membuka borgol ini ketika malam hari tiba. Tepatnya jam sembilan malam dan aku akan diberi kebebasan untuk meneror Jaehyun, lalu tidur dengan nyenyak setelah itu.
"Hm."
"Kenapa waktu itu, kau mau memperkosaku?"
Agaknya, dia terkejut atas pertanyaan ku barusan. "Ngapain nanya?"
"Cuma mau tahu."
"Aku memang selalu melakukan itu pada pasienku."
"Semua?"
Dokter Kim menggeleng. "Hanya beberapa."
"Apa kau terobsesi pada boneka laknat yang kau sebut istrimu itu?"
"Tidak. Sebenarnya tempo lalu, aku cuma mempergunakan alat itu sebagai alasan. Tentu saja aku menyukai manusia asli," kalimatnya terjeda. "Eung, mungkin. Kalau aku tidak nafsu, aku tidak akan menggunakan boneka itu sebagai pemuas nafsu."
Aku memang kurang mengerti apa yang dia katakan. Tapi ucapannya barusan membuatku berpikir bahwa dokter Kim adalah lelaki normal.
"Kau bukan yang pertama, Chaeyeon."
"Apa dok?"
"Sebelumnya, ada enam perempuan yang memilihku sebagai tutor nya selama menjalani skripsi dan Koas. Tapi cuma dua orang yang ku jadikan korban."
"Kenapa begitu?"
"Karena aku cuma mengincar yang cantik. Kau pikir aku mau bersetubuh dengan wanita pas-pasan?"
"Jadi aku salah satunya?"
"Iya. Kau korban ketiga ku. Selama bersetubuh dengan dua mahasiswa itu, semuanya baik-baik saja. Tapi ketika aku berniat melakukan hal tersebut denganmu, aku justru malah terlibat perkara dan bahkan di penjara."
Tentu saja penjelasannya barusan memperkuat dugaan ku bahwa..
Alasan dia ikut dalam rencana Jun dan Nona Lee karena rasa dendam pada suamiku. Jaehyun yang memasukkan Dokter Kim ke dalam penjara. Padahal aku tahunya, lelaki ini di pindah tugaskan ke rumah sakit lain.
"Terus sekarang.. kenapa kau tidak menyetubuhiku?"
Bukannya aku ingin melakukan seks dengannya. Masalahnya aku heran. Sewaktu ada Jaehyun saja, dia berani ingin menyentuhku. Tapi ketika sekarang aku sendiri, justru dia sama sekali tak berminat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon