60| Happy Ending

670 53 28
                                    

"Bundaaaa, seragam Yujin dimanaaa??"

Pagi-pagi, aku sudah dikejutkan oleh teriakan putri bungsuku dari lantai atas. Padahal posisi kamar kami tidak jauh dan hanya beberapa langkah untuk sampai di depan pintu kamarku, kenapa harus berteriak segala sih?

"Jaehyun!"

"Apa sayang?"

"Astaga udah jam berapa ini?!!" Ku dorong tubuh polos Jaehyun hingga lelaki itu terjatuh dari ranjang kasur. Buru-buru aku kenakan daster yang teronggok mengenaskan di atas lantai dan berlari ke kamar Yujin.

Delapan bulan yang lalu, Jaehyun merombak rumah ini dan menambah jumlah lantainya. Kamar milik Junghwan berada dilantai tiga, sementara Yujin berada bersebrangan dengan milikku dan Jaehyun.

Anak kami tidak lagi berada dalam satu kamar. Sejak Junghwan mengalami mimpi basah satu tahun silam, pada saat itu juga Jaehyun langsung memisahkan Yujin dari kakaknya.

Tak menyangka kan, putra sulung ku sudah berusia 16 tahun dan menduduki bangku kelas 1 Senior High School? Yujin sendiri kini menginjak kelas 5 Primary school di pusat kota Seoul. Anakku tumbuh dengan pesat, bahkan tinggi Junghwan melebihi tinggi badanku.

"Bunda ih!" Yujin menghentakkan kaki. "Seragam Yujin manaaa??" Rengeknya.

Aku gemas sekali dibuatnya. "Kemarin di taruh dimana?"

"Lupa," bibirnya mengerucut.

"Bunda gak nyimpen baju kamu kemarin, coba tanya kak Jung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda gak nyimpen baju kamu kemarin, coba tanya kak Jung."

"Gimana nih Bun, Yujin udah telat."

"Pakai baju yang ada aja. Kamu kan bebas pakai atasan apapun asal roknya sesuai peraturan."

"Gak mau," dia menggeleng. "Setiap kali Yujin pakai atasan yang berbeda, orang-orang pasti ngejauh."

"Kenapa?"

"Karena mereka segan, Bun. Aileen bilang, Yujin terlalu mewah untuk mereka yang biasa aja."

Mendengar itu, aku sedikit terkejut. Tak menyangka bahwa dengan Jaehyun yang selalu menyumbang setengah hartanya untuk yayasan, menjadi Boomerang tersendiri untuk anakku.

"Makanya Yujin gak mau pakai atasan bebas, Bun."

"Yujin tunggu sini, bunda tanya kak Jung dulu."

Aku pun keluar kamar dan segera naik ke lantai atas untuk menemui putraku. Dan saat sudah berada di depan pintu kamar, Jung tiba-tiba keluar hingga membuatku mundur beberapa langkah.

"Bunda?"

"Jung lihat seragam Yujin?"

Dahi si sulung mengerut. "Seragam?"

"Iya. Yang warna putih,"

"OOH itu.. Jung taruh di mesin cuci."

"KOK BISAA??"

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang