25| Kebahagiaanku sesungguhnya, adalah ketika bersamamu

267 49 6
                                    

Hari ini benar-benar sudah lusa. Aku, Jaehyun, Junghwan, mama dan papa pergi ke Bali untuk bulan madu, sementara Jeno bilang tidak bisa ikut karena ada acara kampus di Jepang.

Oh iya, putra kami benar-benar tidak bisa ditinggal. Junghwan merengek ingin ikut padahal sudah di suap oleh beberapa barang baru, namun bocah Lima tahun itu enggan bunda dan daddy nya pergi tanpanya, jadi kami memutuskan untuk membawanya juga beserta kedua orang tua Jaehyun untuk menjaganya nanti.

Bukan. Aku bukannya ingin membuat mama dan papa kesulitan selama berada di Bali. Semua itu permintaan Jae karena katanya dia ingin menghabiskan banyak waktu bersamaku, berdua saja.

Pesawat kami landing beberapa jam yang lalu. Sekarang kami tengah berada di sebuah resort mewah bintang lima pulau Bali, Indonesia.

Kenapa kami memilih Bali? Karena menurut berita internet, Bali adalah destinasi terbaik untuk berbulan madu. Pantainya indah, serta rata-rata turis berkunjung kesana.

Aku sedang menata pakaian ke dalam lemari. Kira-kira selama 4-5 hari kami berada disini, kalau keadaannya tidak mendesak. Karena suamiku orang yang sibuk, terkadang dia tidak memiliki banyak waktu untuk berlibur.

"Sayang, mau kamu mandi duluan atau kita mandi bareng?"

"Apa? Gila kamu ngomong gitu di depan Junghwan!" Sekilas aku melirik ke arah anakku yang kini sedang fokus pada acara kartun di televisi.

Merasa terpanggil, anak itu menoleh. "Jung juga mau mandi bareng sama bunda dan dad."

Bibirku mendecak tak suka. "Jauh-jauh lah dari Junghwan kalau mau ngomong vulgar."

"Maaf-maaf. Habis kamu candu banget sih, hahaha."

"Nih," ku lempar bathrobe ke arahnya. "Cepat mandi. Habis itu kita ke restoran di bawah. Aku lapar."

"Aku juga lapar."

"Makanya cepat mandi. Jung juga mandi aja di kamar omah ya?"

"Oke Bun!" Anakku bertingkah hormat. Sambil membawa robotnya, dia keluar dari sini.

"Apa?!" Tanyaku galak saat Jaehyun tersenyum penuh arti atas keluarnya putra kami.

"Aku mau, ya?"

"Jangan sekarang Jae. Kamu gak lihat aku lagi ngapain?"

"Sebentar aja."

"Sebentar nya kamu itu lebih dari dua jam, tahu? Nanti kalau aku mati kelaparan gimana? Kan gak lucu pulang ke Seoul, aku tinggal nama."

Pemuda yang saat ini sudah bertelanjang dada itu terkekeh. "Mandi bareng aja deh. Biar cepat kita ke bawahnya."

"Mandi bareng sama dengan bunuh diri." Setelah semua pakaian rapih di dalam lemari, aku menghampirinya dan mendorong tubuh atletis itu ke dalam kamar mandi. "Lima belas menit belum selesai juga, aku tinggal!"

Selang beberapa menit, ku dengar suara air mengalir. Pria itu sudah mulai mandi dan aku pun bersiap-siap untuk mengambil setelan yang akan dipakai Jaehyun nanti.

Tidak mewah. Hanya atasan longgar berwarna putih dan celana joger selutut. Yang penting nyaman dipakai suamiku nanti.

Sambil menunggu Jaehyun selesai, ku raih ponsel dan men-scroll sosial media. Seperti biasa, tak ada yang menarik karena aku pun bukan penggila dunia internet. Namun ketika hendak menutup aplikasi Instagram, pop up direct messenger muncul dengan username yang tidak pernah ku duga sebelumnya akan mengirimkan pesan.

 Namun ketika hendak menutup aplikasi Instagram, pop up direct messenger muncul dengan username yang tidak pernah ku duga sebelumnya akan mengirimkan pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang