Ternyata pening dari efek semalam masih terasa sampai sekarang. Aku bahkan sampai tidak bisa mengantar Junghwan ke sekolah dan berakhir dia pergi dengan Mingyu pagi tadi.
Padahal hari ini ada kelas Prof. Moon, tapi aku terpaksa izin karena denyutan di kepalaku tak kunjung hilang meski subuh tadi sudah ku minumin obat.
Tidak biasanya aku seperti ini. Apa karena terlalu terkejut atas berita dari Rosé semalam? Atau vertigo ku kembali kambuh setelah beberapa bulan menghilang?
Ini semua karena Rosé. Aku harus memberinya pelajaran kalau nanti dia pulang! Enak saja menipu sampai membuatku sakit kepala begini. Memang tidak waras Park Chaeyoung itu.
Aku bersandar pada dashboard ranjang dengan bantal sebagai sanggahan. Lalu mengambil ponsel yang sejak tadi berdenting tanda pesan masuk.
001 1274-1402-***
|Tolong sebutkan nomor apartemen mu
|Aku gak mau kamu repot-repot bukain pintu, jadi biar aku yang masuk
|Jung Chaeyeon, cepat balas pesankuDahiku megerut, ketika melihat pesan dari seseorang yang tak tersimpan dalam kontak ku.
Dari pada nanti terjadi sesuatu, lebih baik aku hiraukan saja. Bisa jadi dia salah mengirim atau hanya iseng belaka, dan mungkin adalah seorang penjahat yang ingin membobol apartemenku.
Tidak ada yang tidak mungkin, kan?
Cheoeum neol mannadeon geu sungan.
Sumi beogcha oleudeon gieog.
Hogsi nega deuleosseulkkabwa.
Deulkyeosseulkkabwa maeum jolideon nal gieoghae~Tiba-tiba nomor yang barusan mengirim pesan meneleponku. Awalnya ku riject, tapi dia terus menerus menghubungi dan mau tidak mau aku angkat.
"Halo?"
"Sebutkan sandi apartemenmu."
"Jaehyun-ssi?" Tanyaku memastikan. Karena suaranya terdengar familiar dan aku tahu itu bukan bariton milik Mingyu.
"Sebutkan. Sandi. Apartemenmu." Ulangnya dengan penegasan di setiap katanya.
"0112."
Tak lama suara sandi di ketik terdengar dari sini, berikut suara pintu terbuka pula. Aku tahu dia tidak akan berbuat jahat padaku, tapi seharusnya aku tahu bahwa membawa lelaki tak dikenal masuk ke dalam apartemen dapat menimbulkan kesalahpahaman tetangga unit lain—terkecuali Mingyu yang memang satu lantai pun tau dia teman kampusku.
Karena aku tidak tahu dia sedang apa dibawah, jadi aku berniat menelepon nya lagi untuk memastikan.
"Ada apa?"
"Ngapain kamu kesini?"
"Apa hal kayak gitu aja kamu harus bertanya?"
"Tentu. Kenapa kamu tiba-tiba datang kesini tanpa memberi kabar dulu?"
"Karena kalaupun aku ngechat, kamu gak akan membalasnya."
"Apa? Gak gitu, Jaehyun-ssi."
"Gak begitu bagaimana? Sampai sekarang aja nomorku belum kamu simpan, kan?"
Oke, dia benar.
"Tapi—"
"Udah sstt! aku sebentar lagi kesana."
"Jaehyun-ssi."
"Jangan bawel. Ku tutup."
Helaan nafas keluar dari bibirku. Sudahlah, tak ada gunanya melawan lelaki itu. Sifatnya keras kepala dan egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon