15| Tolong!

301 73 17
                                    

"Apa? Kamu mau kerja paruh waktu? Kenapa mendadak?"

"Enggak apa-apa. Cuma lagi kepingin aja."

"Terus gimana sama Junghwan? Kamu juga masih dalam tahap bikin skripsi, nanti kalau terganggu gimana?"

Aku juga awalnya berpikir begitu. Semua bisa menjadi terlantar, entah itu tugas, Junghwan atau bahkan kesehatan diriku sendiri.

Semenjak obrolanku kemarin dengan kak Jinyoung, aku berpikir kalau mungkin sebentar lagi aku akan pindah dari sana karena tidak mungkin terus-menerus menumpang padanya yang akan membuat kakak lelakiku merasa curiga.

Bagaimana ini? Aku pusing. Belum lagi uang kuliah dan tabunganku sisa sedikit. Kak Jinyoung bilang aku boleh meminta uang padanya kapanpun aku mau tapi aku sungkan. Merasa sangat tidak tahu malu sekali meminta pada orang lain sedangkan aku sudah menikah.

Ya, bersandiwara. Semoga saja Jaehyun tidak besar kepala saat tahu aku mengaku-ngaku sebagai istrinya di depan kak Jinyoung. Atau kalau perlu kakakku dan pemuda Jung itu tidak perlu bertemu.

"Chaey, kenapa sih? Itu dimakan katanya kamu belum sarapan?"

Eunwoo, di depan ku terus mendesak agar setidaknya aku menyuap satu sendok ke dalam mulut. Tapi sejak tadi pikiranku melayang dan pening di kepala dari tadi pagi masih saja bertengger.

"Jung Chaeyeon ada apa?"

"Kamu punya banyak kenalan kan Woo?"

"Jadi kamu tetap mau kerja? Seriusan Chaey?"

"Iya.. gak ada pilihan lain."

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kamu cuma bilang minta pekerjaan tapi kamu gak ngasih tahu aku apa alasannya."

"Kemarin kakakku pulang. Dia kaget ngelihat Junghwan dan bertanya siapa anak itu. Kalau aku jujur dia anak Rosé dan wanita itu lepas tanggung jawab, kak Jinyoung pasti bakalan bawa Junghwan ke panti untuk di urus disana karena dia gak mau aku merasa terbebani merawat anak orang lain. Jadi aku berbohong dengan berkata bahwa bocah itu adalah anak kandung ku."

"Terus urusannya sama pekerjaan?"

"Kak Jinyoung nanya kenapa aku tinggal di rumahnya. Karena aku bingung, aku jawab aja kalau aku lagi berantem sama suamiku." Aku membasahi bibir. "Masalahnya setelah aku bilang gitu, kakak curiga aku berbohong karena setiap bulan aku masih minta uang sama dia. Kak Young jadi berpikiran negatif dan bertanya apa suamiku pelit memberi nafkah padaku, sampai setiap bulan aja aku masih aja minta sama dia?"

"Terus kamu bilang mulai bulan depan gak perlu kirim uang lagi dan memilih bekerja paruh waktu untuk membiayai kebutuhan hidup?"

Aku mengangguk, membenarkan. "Iya. Bukan cuma itu, aku juga berniat pindah dari rumahnya dan ngekost di daerah dekat rumah sakit. Tapi sementara waktu aku harus punya penghasilan untuk uang masuk kost bulan ini."

"Pinjam aja uang aku."

"Maaf bukannya mau nolak kebaikan kamu, Woo. Tapi aku gak mau membebani orang lain lagi. Ini saatnya aku benar-benar menjadi perempuan yang mandiri."

"Yakin kamu bisa handle semuanya?"

"Belum tahu, makanya ini aku mau coba."

"Kamu tahu kak Joy kan? Dia punya kafe di dekat kampus, coba kamu minta kerjaan sama dia. Pasti dibantuin deh."

"Hm. Nanti aku coba kesana."

"Jaehyun tahu tentang ini?"

"Huh? Enggak."

"Udah izin sama dia?"

"Gak perlu. Dia bukan siapa-siapa."

"Ya udah dimakan dulu. Nanti kalau kamu sakit aku gak akan izinin kamu kerja."

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang