43| Informasi Masa lalu

261 57 72
                                    

Maljum gais.

Jangan lupa vote and komen ya wkwk

—Stuck Misunderstood—

Pagi-pagi aku sudah rapih dengan setelan dress kuning bercorak bunga-bunga. Semalam mama mengajakku ketemu di rumah yang mana aku akan kesana sekarang bersama Junghwan.

Anak itu libur sekolah dan merengek ingin ikut, ketika ku mengajaknya bermain ke rumah neneknya.

Setelah selesai memoles diri, aku turun ke lantai satu. Ternyata Junghwan sudah rapih. Pasti Rosé yang mendandaninya.

"Siap pergi sekarang sayang?"

"Siap dong Bun!"

"Mau kemana?" Tanya Jaehyun yang tengah sarapan di kursi meja pantry.

"Rumahmu." Jawabku seadanya.

"Mau aku antar?"

"Gak usah. Kami naik taksi aja."

"Lama atau sebentar?"

"Kenapa emang?"

"Kasihan Rosé gak ada yang menemani."

"Kalau gitu," aku merunduk pada Junghwan. "Jung temani mommy aja disini ya? Biar bunda berangkat sendiri."

"Tapi kan Jung udah rapih Bun?"

"Daddy gak ngizinin mommy sendirian sayang. Jadi kamu gak usah ikut, oke?" Kataku dengan sisipan menyindir pada suamiku.

"Enggak apa-apa Chaey. Kamu pergi aja sama Junghwan."

"Atau.. kamu ikut aja?" Tawarku dengan senyum miring yang samar.

"Eh, jangan. Nanti orang tuanya Jaehyun bingung lagi sama kehadiran aku."

"Yakin gak mau ikut? Kamu belum kenalan kan sama mama Tiff?"

"Aku di rumah aja. Soalnya masih banyak pekerjaan rumah yang belum di kerjain."

Bagus. Aku suka bermain sandiwara seperti ini.

"Jangan mengerjakan apapun. Kamu gak mau Jaehyun memarahiku lagi kan?"

"Tapi.."

"Jangan tapi-tapian. Aku dan Junghwan pergi sekarang. Kemungkinan pulang jam sebelas, ingat untuk diam aja selagi aku pergi. Okay?"

Rosé mengangguk patuh. Aku tersenyum padanya dan pamit. Namun sebuah lengan mencekal pergelangan milikku.

"Biar aku antar."

"Gak usah. Aku masih muak sama kamu, Jae."

"Chaeyeon!"

"Jangan memaksa! Selama ini aku udah mengalah untuk semuanya, jadi jangan lagi mengatur kehidupanku sesuai yang kau mau. Aku lelah, tolong."

"Kau benar ketemuan sama mama.. atau Winwin?"

"Kenapa kamu gak coba tanya aja langsung sama ibumu kalau ragu?"

"Aku.."

"Cukup ya kamu nuduh aku berselingkuh tanpa bukti. Jangan lagi berpikiran bahwa aku akan bermain di belakangmu, Jae."

"A-apa?" Dia terkejut karena aku tahu tentang pemikirannya selama ini.

"Yang harusnya kamu salahi itu dirimu sendiri! Kamu ngaca kalau ternyata kamu lah yang patut disalahkan."

Semoga saja ucapanku menyadarkannya, bahwa dia yang justru berselingkuh dengan sandiwaranya dan sebentar lagi hendak berpoligami, disaat aku sedang mengandung anaknya.

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang