7-Hampir Salah Paham

86 17 0
                                    

Giran: Bentar lagi aku sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Giran: Bentar lagi aku sampai.

"Bentar... Bentar...." Mikha memasukkan ponsel berganti mengeluarkan kotak make up. Dia berdiri di depan kaca melihat wajahnya yang sedikit berminyak.

Mikha menyalakan kran kemudian membasuh wajahnya. Setelah itu mulai mengoleskan base make up dan menimpanya dengan foundation agak tipis. Dia tidak ingin membuat Giran menunggu terlalu lama. Walau sebenarnya dia ingin dandan yang cantik, agar wajah berminyaknya tersamarkan.

"Ah! Kenapa, sih, gampang banget berminyak." Mikha mulai memakai bedak. Dia menekannya berharap pori-porinya sedikit tertutupi. Setelah itu dia mengambil lipstik dan mengoleskan di bibirnya.

Sepuluh menit kemudian, Mikha tampak lebih segar. Dia menyisir rambut dengan jari lalu keluar dari toilet. "Huh...." Sambil berjalan, Mikha mengembuskan napas. Dadanya berpacu lebih cepat. Selalu seperti itu saat Giran menjemputnya.

"Cantik banget. Mau kencan?"

Mikha bertemu Inka saat menunggu lift. Dia mengeluarkan kaca berbentuk kepala beruang dan memastikan penampilannya lagi. "Enggak, sih. Cuma kalau kelihatan seger gini, kan, lebih pede."

"Lo itu cantik banget, Mik." Inka merangkul Mikha.

"Makasih buat yang lebih cantik." Mikha menjawab dengan senyum lebar.

Tring.... Pintu lift terbuka.

Mikha dan Inka bergeser, memberi akses untuk karyawan yang hendak keluar.

"Cowok di luar ganteng banget, ya? Beruntung banget sebelum kerja lihat dia," ujar salah satu karyawan yang keluar dari lift.

Refleks Mikha dan Inka berpandangan. Mereka masuk lift sambil mengernyit penuh tanya. "Menurut lo cowok yang dimaksud siapa?" tanya Mikha penuh selidik. "Nggak mungkin pacar gue, kan?"

Inka mengangkat bahu. "Kita lihat aja siapa cowok ganteng yang ada di luar."

Mikha berdiri sambil mengepalkan tangan. Dia senang jika pacarnya dinilai tampan. Namun, tidak bisa memungkiri jika dia khawatir.

Beberapa saat kemudian, Mikha dan Inka keluar dari lobi. Dia mendapati beberapa wanita berdiri sambil menatap ke satu titik.

"Mikha!"

Pandangan Mikha tertuju ke arah kiri. Dia melihat Giran berdiri bersandar di mobil sambil melambaikan tangan. Tangannya terangkat kemudian melangkah mendekat.

"Hai...."

Mikha tersentak saat ada yang menarik tangannya. Refleks dia berbalik.

"Ayo balik!" Lelaki itu langsung menarik tangan Mikha.

***

Melvin melirik jam di pergelangan tangannya, pukul lima. Dia lalu mengemudi dengan kecepatan sedang. Dia tipe orang yang selalu santai saat pulang kerja, tidak ingin terlalu buru-buru sampai rumah. Menurutnya buat apa juga, karena di rumah tidak ada orang yang ingin ditemui.

Please, Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang