40-Orang-Orang di Sekitar

91 16 2
                                    

Projek yang ditangani Melvin sudah dialihkan ke anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Projek yang ditangani Melvin sudah dialihkan ke anak buahnya. Dia yakin tidak bisa seprofesional itu bertemu Devina setelah tahu wanita itu merebut Giran dari Mikha. Beruntung, anak buahnya tidak berbuat kesalahan sehingga dia tidak sampai turun tangan lagi. Meski, dia yakin diakhir projek nanti tetap harus menemui Devina.

Tak.... Melvin meletakkan sendok ice cream-nya lalu mengedarkan pandang. Kafe malam ini agak sepi. Entah, orang-orang pada ke mana. Melvin jadi kesepian, padahal tengah berada di tempat umum.

Kabar Mikha gimana?

Melvin sering kali penasaran bagaimana kabar wanita itu. Berkali-kali dia mencoba menemui Mikha, tapi urung. Dia paham wanita itu butuh waktu sendiri. Meski, dia sangat khawatir. Berkali-kali pula, Melvin mencoba mencegat Mikha. Namun, wanita itu seolah tahu jam-jam berpapasan dengannya, sehingga memilih waktu lain.

Kreek....

"Selamat malam...."

Lamunan singkat Melvin terputus mendengar ada pengunjung baru. Setelah dia menjadi pengunjung terakhir dan tidak ada lagi. Dia menoleh ke pintu dan melihat seorang wanita yang berjalan dengan kepala tertunduk. "Mik...." Melvin melambaikan tangan, tapi wanita itu tidak menoleh sedikitpun.

Melvin perlahan menurunkan tangan lalu menggaruk tengkuk. "Kayaknya, dia masih butuh waktu." Dia kembali menyendok ice cream-nya lalu memperhatikan Mikha.

Di depan meja kasir, Mikha memilih menu ice cream cokelat. Dia sama sekali tidak tahu jika ada Melvin di dalam. "Makasih," ujarnya lalu berbalik.

"Mikha!" Melvin melambaikan tangan.

Barulah Mikha menyadari ada sosok yang dia kenal. Dia tersenyum samar lalu berjalan ke arah berlawanan dari Melvin. Lantas dia memilih duduk membelakangi. "Huh. Kenapa ketemu dia?"

Sejujurnya, Mikha belum siap bertemu dengan orang lain. Terlebih orang-orang yang tahu kandasnya hubungannya dengan Giran. Arina sering menelepon dan meminta untuk menginap, tapi dia selalu menolak. Begitu pula dengan Melvin. Dia sebenarnya tahu lelaki itu berkali-kali ke depan pintu dan mengetuknya pelan. Namun, dia sengaja tidak membukakan pintu.

"Silakan, Kak." Pelayan datang membawakan pesanan Mikha.

Mikha tersenyum ke bowl berwarna transparan dengan isi ice cream cokelat dengan wafer di sampingnya. Dia mengambil sendok yang terbungkus tisu lalu memakannya. "Hmm...." Dia tersenyum samar. Usai menyelesaikan hubungannya dengan Giran, dia butuh sesuatu yang manis.

Melihat Mikha yang duduk sendirian, kaki Melvin terasa gatal untuk beranjak. Dia mengambil mangkuk ice cream-nya lalu beranjak. Tanpa meminta izin, dia duduk di depan Mikha dan mendekatkkan mangkuk ice cream-nya.

Mikha mengangkat wajah mendapati Melvin yang berada di depannya. Dia bergerak mundur dan mencoba menikmati ice cream-nya. Tanpa mengajak lelaki itu bercanda.

Please, Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang