Esok paginya, Melvin keluar apartemen dan dibuat terkejut dengan sesuatu yang menggantung di gagang pintu. Dia mengambil kantung itu dan mendapati dua porsi bubur ayam. Seketika dia teringat permintaannya ke Mikha semalam.
"Tapi, kenapa ada di sini?" Melvin menoleh ke apartemen Mikha yang tertutup rapat. Kemudian dia melirik arloji yang telah menunjukkan pukul sembilan. Jelas, Mikha sekarang sudah berangkat ke kantor. Apa mungkin wanita itu tadi ingin menemuinya, tapi dia tidak kunjung bangun?
Melvin membawa kantung itu sambil mengangkat bahu. Dia akan memakan bubur itu jika sampai kantor daripada terburu-buru. Pagi ini Melvin telat bangun karena baru tidur jam tiga pagi. Awalnya dia ingin memaksa agar tetap terjaga, tapi dia tidak bisa menahan rasa lelahnya.
Beberapa saat kemudian, Melvin sampai di kantor. Dia berpapasan dengan Ojang yang keluar dari ruang meeting. Melvin mengangkat tangan menyapa, setelah itu dia duduk di kursi kerjanya.
Tangan Ojang terangkat melihat Melvin yang datang sambil tersenyum. "Barusan Kak Melvin?" gumamnya sambil menurunkan tangan. Dia melangkah ke belakang melihat Melvin yang berdiri sambil tersenyum kecil.
"Melvin...."
Perhatian Melvin teralih. Dia menoleh, melihat satu orang karyawan yang menggerakkan tangan menyapa. Melvin mengangkat tangan sambil tersenyum. Setelah itu dia kembali menatap bungkusan bubur ayam. Dia beranjak menuju pantry dan mengambil mangkuk.
"Mau sarapan?" tanya Ojang saat melihat Melvin membawa mangkuk berwarna putih.
"Iya, dong!" Melvin mulai membuka bubur ayam itu dan memindahkan ke mangkuk. Dia duduk di kursi kerjanya dan mulai menyantap. Senyumnya mengembang merasakan bubur ayam itu sangat sedap.
Ojang diam-diam memperhatikan. Dia merasa Melvin yang ada di hadapannya sama dengan Melvin yang dulu. Dia mengenal ketua timnya yang supel dan selalu ramah. Bukan seperti beberapa waktu lalu yang mengerikan. "Syukurlah Bos Melvin kembali."
Tubuh Melvin berjingkat mendengar suara itu. Dia mengangkat wajah dan mendapati Ojang. "Ngapain masih di situ?"
"Eh...." Ojang tersentak. Refleks dia bergerak mundur dan kembali ke kubikelnya. "Selamat bekerja!"
"Hmm...." Melvin hanya bergumam kemudian menatap depan. Dia melanjutkan memakan bubur itu sambil sesekali tersenyum. Entahlah, mood-nya sedang bagus. Mungkin karena bubur ayam itu. Atau mungkin karena yang membelikan.
Melvin seketika sadar apa yang terjadi. Dia melihat bubur ayam yang masih tersisa satu itu lalu pandangannya tertuju ke kubikel Ojang. Melvin mengambil bubur ayam kemudian beranjak ke tempat Ojang.
Duk....
Ojang tersentak merasakan benturan dari belakang. Dia menoleh dan melihat wajah Melvin yang kembali tidak bersahabat. "Aaa... apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Say Goodbye
General Fiction[UPDATE 2X SEHARI SELAMA RAMADAN] Bagaimana cara mengucapkan selamat tinggal? Mengapa harus mengucapkan selamat tinggal? Apa tidak bisa diperbaiki? -Mikha Tidak semua orang mudah mengucapkan selamat tinggal. -Giran Cukup tinggalkan. -Melvin