8-Bercandaannya Kelewatan

101 16 4
                                    

Satu jam di depan laptop membuat mata Melvin mulai terasa kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam di depan laptop membuat mata Melvin mulai terasa kering. Dia menggerakkan kaki hingga kursinya bergerak ke belakang. Setelah itu dia mengambil obat tetes mata untuk melembabkan.

Sambil menunggu tetesan itu menyerap, Melvin mendongak dengan mata terpejam. Dia tidak tahu sekarang jam berapa, tapi satu yang dia rasakan, perutnya keroncongan. Tadi siang Melvin tidak sempat makan dan langsung ke kantor.

"Gue harus cari makan!" Melvin seketika beranjak. Dia mengambil dompet yang tergeletak kemudian berjalan keluar.

Melvin termasuk lelaki yang enggan ribet. Biasanya dia memilih makanan di sekitar tempat tinggalnya. Jika, tidak menemukan yang enak, barulah dia memesan online. Itupun selalu mencari restoran yang jaraknya tidak begitu jauh agar tidak terlalu lama menunggu.

Malam ini, keputusan Melvin ke kafe depan apartemen. Dia masuk ke kafe yang agak sepi itu kemudian menuju meja kasir. "Ayam goreng dada satu. Sama cola," pesannya.

Beberapa menit kemudian, Melvin telah membawa nampan berisi makannnya. Dia mengedarkan mencari tempat di dekat jendela. Hingga perhatiannya tertuju ke dua orang yang duduk berhadapan. Sudut bibir Melvin tertarik ke atas. Dia lantas memilih kursi di samping dua orang itu.

"Aku kepikiran, deh, buat pasang peredam suara."

Melvin refleks menoleh, melihat Mikha yang belum menyadari kehadirannya. "Baguslah biar nggak kedengeran suara dari luar," jawabnya sambil pura-pura sibuk.

Mikha refleks menoleh. Dia mengernyit melihat Melvin yang duduk di sampingnya. Lelaki itu terlihat memakan daging ayam dengan lahap dan seolah tidak mengacuhkannya. "Sejak kapan lo di situ?"

Melvin menoleh lalu membuka mulut dan pura-pura kaget. Setelah itu dia melanjutkan kegiatan makannya. "Beberapa menit yang lalu."

Giran menatap Melvin yang duduk di meja samping. Dia mengedarkan pandang, melihat tempat lain yang masih kosong. Entah apa maksud lelaki itu memilih dekat dengan Mikha.

"Sayang...." Mikha memanggil Giran yang memperhatikan Melvin.

"Ya...." Perhatian Giran seketika teralih. Dia melirik arloji yang telah menunjukkan pukul tujuh lebih. "Udah malem. Ayo, balik!" Dia berdiri kemudian menarik tangan Mikha.

Mikha berdiri lalu menatap Melvin yang masih sibuk memakan. Dia menyempatkan diri memukul kemudian mempercepat langkah.

"Uhuk...." Melvin tersedak karena belakang kepalanya dipukul cukup kencang. Dia mengambil cola dan menegaknya. "Sial lo, Mik!" teriaknya sambil menatap ke arah kepergian Mikha.

Melvin berdiri dan menatap ke jendela. Dia melihat Mikha dan pacarnya yang berjalan menuju trotoar. Mikha tampak ceria dengan terus berbicara sedangkan lelaki di sampingnya hanya diam mendengarkan. "Pacar lo beda banget sama kelakukan lo, Mik."

Please, Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang