10-Ke Mana Tetangga Baru Itu?

87 14 2
                                    

Gadis berseragam SMA berkucir kuda agak miring ke kanan itu berdiri di samping ruang seni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis berseragam SMA berkucir kuda agak miring ke kanan itu berdiri di samping ruang seni. Dia mengintip, melihat seorang lelaki yang masih sibuk dengan buku gambarnya. Dia bergerak mundur kemudian menyentuh dada. Napasnya mendadak memburu hanya karena melihat punggung lelaki itu.

"Huh...." Mikha mengembuskan napas sambil menyiapkan mental. Dia kembali mengintip, tapi dia melihat sebuah kain putih yang berada di hadapannya. Perlahan dia mendongak dan melihat lelaki tadi berdiri di depannya.

"Ya ampun!" Tanpa sadar Mikha menjerit dan refleks mundur beberapa langkah.

Lelaki di depan Mikha itu mengernyit. Dia mengedarkan pandang, lorong sekolah telah sepi. "Ngapain lo masih di sini?"

Mikha berdiri tegak kemudian menggeleng pelan. Nggak mungkin gue bilang cuma pengen lihat dia.

"Udah jam berapa sekarang? Bukannya pulang," ingat Giran.

"Eh itu!" Mikha tanpa sadar menunjuk ke dalam ruangan. "Ada pewarna gue yang ketinggalan," jawabnya kemudian menerobos masuk.

Giran berbalik, melihat Mikha yang berdiri di rak ujung. Kemudian perhatiannya tertuju ke kaki Mikha yang berkali-kali bergerak. "Ketemu?"

Mikha terdiam sejenak. Dia berbalik kemudian menggeleng. Jelas nggak ketemu, pewarna gue di tas.

"Mungkin kebawa anak-anak," jawab Giran sambil mendekat. Dia mencoba mencari, tapi rak itu hanya berisi tumpukan buku gambar. "Besok aja tanya mereka."

"Em... Ya!" Mikha menjawab lalu tersenyum segaris. "Kalau gitu gue pulang." Dia berbalik, tapi ada tangan hangat yang melingkar di pergelangan tangannya. Mikha menunduk, melihat tangan yang cukup besar itu.

Giran menarik Mikha kembali ke posisinya. "Gue belum lihat lo sebelumnya."

Mikha menghadap Giran dengan senyum tertahan. Sekujur tubuhnya terasa panas dan kakinya mulai lemas. "Gue baru gabung. Salam kenal." Dia mengulurkan tangan, tapi dengan kepala tertunduk.

Sudut bibir Giran tertarik ke atas. Dia menilai gadis di depannya itu cukup ekspresif. "Kalau ngajak kenalan lihat wajahnya, dong!"

Refleks mendongak, melihat Giran tersenyum manis. Tubuhnya tersentak saat Giran menjabat tangannya. Satu tangan Mikha yang bebas memegang ujung rok dengan erat.

"Ya udah mending balik. Sekolah udah sepi." Giran melepas genggaman kemudian melangkah lebih dulu.

Duk.... Mikha benar-benar kehilangan keseimbangan. Punggungnya terbentur rak di belakangnya.

"Kenapa?" Giran refleks menoleh setelah mendengar suara itu. Dia melihat Mikha yang berdiri dengan wajah kaku.

"Nggak apa-apa," jawab Mikha kemudian melangkah. Setelah berjalan di belakang Giran, dia mengusap punggungnya yang terasa nyeri.

Please, Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang