102. Mira dan Dinar

23.4K 3.5K 706
                                    

Kencan ketiga

Hari ini kencan ketiga Mira. Berbeda dengan Akthar dan Ezhar, Dinar tidak mengajaknya kencan di ruangan indoor, melainkan outdoor. Mira mengenakan jens panjang bewarna hitam dan kaos lengan panjang bewarna merah maroon. Kalau Dinar mengenakan celana jens selutut bewarna hitam dan kaos bewarna hitam.

Dinar mengajaknya pergi ke taman yang indah pada malam hari. Taman dengan rerumputan dan pepohonan di sekitarnya. Kemudian mereka membangun tenda. Dinar juga menyediakan kompor otomatis, panci, dua mie dan cemilan lainnya. Benar-benar seperti piknik.

"Aduh, pinggang gua encok." Dinar membungkuk memegang pinggangnya.

"Lagi, lo ribet banget segala bangun tenda." Cibir Mira yang duduk sambil ngemil. Ia cuma bagian menonton.

"Makanya lo bantuin lah."

"Ini lo nggak lihat gua duduk bersila?"

"Terus apa hubungannya?"

"Ya, berarti gua lagi baca doa. Doain lo biar cepat selesai."

Dinar menghampiri Mira. Membungkuk di depan Mira. "Dari pada lo cuma doain gua yang belum tentu doa lo didengar karena kebanyakan dosa. Mending isiin gua bensin." Dinar membuka lebar mulutnya.

Mengerti kode dari Dinar, Mira langsung memasukan chiki ke dalam mulut Dinar. "Modus lo!" Celanya.

"Cowok itu tugasnya modus. Terus cewek tugasnya salah tingkah." Dinar tersenyum lebar.

Mira mendorong pipi Dinar ke samping agar tidak menatapnya. "Udah sono ah terusin bangun tendanya!"

Dinar berdiri tegap. "Nah gitu dong salting. Jadi semangat gua." Ia loncat-loncat seperti anak monyet.

"Apaan sih kampret?! Gua nggak salting, ya?!" bantah Mira.

"Lah itu mukanya merah." Dinar menunjuk Mira.

"Ini dibegal nyamuk jadi merah." Mira mengelus pipinya.

Dinar terkekeh. Bukannya terusin bangun tenda, ia justru mengelus pipi Mira. Mengunyel-unyel-nya. "Uuh kasian banget my first love gua digigit nyamuk. Maaf yaa nggak bisa lindungi lo dari nyamuk. Soalnya nyamuknya lulusan Hogwarts, kalah sihir gua."

Mira tertawa oleh perkataan abstrak Dinar. "Apaan sih kampret?! Sono ah!" Mira menepis tangan Dinar.

Dinar kembali membangun tenda sendirian. Sedangkan Mira melafalkan doa makan sambil duduk dan menikmati cemilan. Dinar menggelengkan kepala melihat kelakuan kurang ajar Mira.

"Udah selesai ini tendanya. Yok masuk sini." Dinar mengayunkan tangannya.

Mira berdiri. "Ngapain masuk tenda?"

"Ngitungin dolar. Udah cepat sini!"

Mira tertawa. Ia menurut menghampiri Dinar. Namun mereka tidak masuk ke dalam tenda. Melainkan duduk di depan tenda.

"Nar, emang boleh apa kita bikin tenda di sini? Emang diijinin? Ini kan taman umum bukan buat piknik." tanya Mira, takut diusir.

"Makanya ntar kalo ada Satpol PP kita langsung lari. Hitung-hitung olahraga malem."

"Kalo tetap ketangkep?"

"Pura-pura kesurupan. Ntar juga pada kabur."

Mira tertawa, memukul gemes bahu Dinar. Dinar pun ikut tersenyum memperhatikan Mira.

"Nar, masak mie dong. Laper gua." Bujuk Mira, mengelus perutnya.

Dinar berdecak. "Masak sendiri. Gua bantuin doa."

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang