18.

84.3K 14.3K 1.5K
                                    

"Jian, ini perasaan gua aja atau emang si Akthar Akthar itu jalan ke arah sini, ya?" Akthar Alfarizqi. Si badboy yang sebelumnya pernah diperingati Jiana untuk jauh-jauh darinya ternyata adalah cowok yang Lamera siram kemaren siang. Cowok berpenampilan urak-urakan itu melangkah ke arahnya. Wajah sengaknya memamerkan smirk yang membuat orang bergidik ngeri. Di belakangnya ada gerombolan anak cowok, diyakini sebagai anak buahnya Akthar.

"Lami, jorok banget sih lo! Itu jus lo keluar dari mulut!" bukannya menjawab pertanyaan Lamera. Jiana lebih mengurusi mulut Lamera yang berbekas jus jambu. Di meja juga ada bekas jus jambu. Jiana menyodorkan tissue agar Lamera membersihkannya.

Lamera mengambil tissue pemberian Jiana. "Jian, ih sumpah itu Akthar beneran ke sini?" tanya Lamera geregetan, Akthar makin mendekat. Firasat Lamera tidak enak. Ada aura mencekam di belakang Akthar.

Jiana menoleh ke belakang. "Iya kali, nggak tau. Lo ada urusan sama dia?" Jiana berwajah lempeng, seperti tidak masalah Akthar ke sini.

"Gua?" Lamera menunjuk dirinya sendiri. "Gua..." Lamera tidak mau ingat, tidak mau mengakui. Namun kalau dugaannya benar, pasti Akthar tidak terima karena disiram air kemaren. Lebih baik jangan cerita ke Jiana. "Gua aja nggak-"

"Eh, lo!" omongan Lamera sudah kepotong duluan. Akthar berdiri di samping Lamera. Satu kakinya naik ke bangku. Telunjuknya mengarah ke wajah Lamera.

"Lo ngapain di sini?" tanya Jiana was-was.

Akthar melempar senyum sesaat ke Jiana. "Mau nyapa dia." Akthar menunjuk Lamera yang sudah membeku tidak bergerak.

"A-ada apa ya?" tanya Lamera pura-pura polos.

"Lo nggak lupa sama kucing yang lo siram kemaren, kan?" telak. Sarkas yang dilontarkan Akthar tepat mengenai jantung Lamera.

Kalian pernah berenang sejarak dua meter tanpa menghirup oksigen kedua? Begitu yang dirasakan Lamera saat ini. Lamera rasanya mau merampok semua oksigen yang ada di sekitarnya saking sesaknya.

"Kok diem aja?" Akthar mengangkat dagu, menahan senyumnya. Sengaja memainkan irama jantung Lamera.

"Gua nggak tau." Lamera tidak mau menatap Akthar.

Akthar menarik tangan Lamera sampai tubuhnya hampir berdiri. "Ikut gua." titah Akthar.

"Nggak mau!" Lamera menggerak-gerakan tangannya agar cekalan Akthar lepas, tapi susah.

"Ikut gua!" Akthar menarik lebih kuat. Kali ini berhasil membuat Lamera berdiri.

Jiana ikut berdiri. "Apaan sih lo, Thar? Lepas!" Jiana menarik tangan Lamera.

"Jangan ikut campur." kata Akthar datar.

"Lepas, jangan ganggu Lami."

"Gua cuma mau ngomong bentar." Akthar melirik Lamera, memamerkan smirk. "Nggak gua rusak."

"Thar!" tekan Jiana kesal.

"Gapapa, Jian. Gua bakal baik-baik aja. Tenang aja." Lamera sebenarnya takut. Tapi tidak mau melibatkan Jiana dalam masalah ini.

"Lo dengar, kan? Lepas." Akthar melirik tangan Jiana yang memegang tangan Lamera.

Jiana mengalah, melepas tangan Lamera. "Awas lo macam-macam sama Lami." Jiana menunjuk Akthar.

Akthar menyunggingkan bibirnya. "Oke." Akthar langsung menarik tangan Lamera pergi dari kantin.

Semua murid di kantin terperangah melihat seorang badboy yang terkenal anti sama cewek menggandeng Lamera. Terlebih lagi Lamera terkenal sebagai siswi yang memiliki imaje jelek.

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang