Lamera tersenyum lebar sambil cengengesan melihat jam tangannya. Akhirnya hari ini dia aman tanpa embel-embel telat. Tidak salah ia buat alarm setiap menit. Sampai kupingnya budek dan sampai ada niatan mau lempar ponsel kalau saja ia tidak ingat sekarang dirinya sudah menjadi orang susah. Bukan lagi Lamera Charlotte yang mampu membeli iPhone terbaru sepuluh biji.
"Gila, napas gua..." Lamera ngos-ngosan. Mulutnya terbuka lebar. "Ini siapa sih kampret yang lobang hidungnya gede? Sampai nyedot oksigen banyak-banyak. Boros! Gua jadi nggak kebagian." Gerutunya kesal sendiri.
"Zhar, ntar lo rapat OSIS nggak?" Tanya Tito.
"Main yuk. Kita ke rumahnya Zidan. Punya PS baru dia." Sambung Fabil.
"Yoi. Bisa sepuasnya lo main." Kata Zidan.
"Liat ntar." Saut Ezhar.
Lamera yang mendengar suara Ezhar langsung parno sendiri. Perkenalannya dengan Ezhar sangat buruk. Apalagi sampai membuat hidung sang Ketos yang berkuasa itu keluar darah. Bisa bayangin tidak? Lamera rasanya mau pindah sekolah. Kalau Ezhar dendam dengannya bagaimana? Bisa-bisa namanya dicoret dari sekolah.
Mencari aman. Lamera dengan terampil bersembunyi di balik tembok. Mau pura-pura jadi patung saja. Lamera tidak berani bertatap wajah dengan Ezhar. Apa Lamera belikan saja ya si Ezhar es teh manis Mang Uyat? Lamera saja sampai tergila-gila. Mungkin Ezhar juga jadi tergila-gila dengan es teh manis Mang Uyat, terus mau memaafkannya.
"Nah tuh biang keroknya." Lamera menyilang kedua tangannya ketika melihat Mila yang baru saja menuruni anak tangga. "Lihat lo Milea. Gua jadiin pepes lo." Lamera menggulung lengan jaket. Melangkah menghampiri Mila.
"Apaan sih lo narik-narik?" Mila terkejut tiba-tiba Lamera menarik tangannya.
"Ikut gua lo!" Lamera sekuat tenaga menyeret Mila.
"Mau kemana sih elah?!" Mila berusaha memberontak. Ia tidak mau ada yang melihatnya bersama Lamera. Tidak mau sampai murid lain mengira ia dekat dengan Lamera. Bisa ikutan rusak imajenya.
Lamera mendorong maju tubuh Mila sampai hampir menabrak Ezhar. Hampir. Karena Mila mengeremnya dengan cakrem. Serem juga kalau sampai menabrak Ketos yang terkenal dingin dan tegas. Si Ezhar sendiri tetap berwajah datar. Berbeda dengan ketiga temannya yang terkejut.
"Apa-apaan sih lo?!" Bentak Mila. Mengelus pergelangan tangannya.
"Gara-gara lo gua berurusan sama Ketos!" Lamera menunjuk Ezhar yang wajahnya semakin datar.
"Hah?" Mila mengernyitkan kening.
"Lo nggak tau betapa ngerinya saat gua buat hidung Ketos mimisan, hah? Panik gua! Kalo gua dicoret dari sekolah gimana?" Jari telunjuk Lamera tepat ada di depan wajah Ezhar.
Ketiga teman Ezhar menutup mulut mereka menahan tawa. Sedangkan Mila jadi panik, malu bangat. Mau kabur rasanya.
"Lo harus bayangin paniknya gua pas tuh kayu pel kena muka dia!" Lamera masih menunjuk wajah Ezhar.
Mila yang sudah malu setengah mati memaksa senyum. Menepuk tangan Lamera agar menjauh dari wajah Ezhar. "Nggak usah nunjuk-nunjuk. Lo mau buat gua mati karena malu?" Bisik Mila kesal.
Lamera menurunkan tangannya. Mendekati Mila. "Gapapa. Lumayan dapat besek gratis pas pengajian." Bisiknya.
Mila melotot melihat Lamera yang sudah ketawa meledek. "Lagian itu salah lo ya! Sapa suruh asal lempar kayu pel?" Mila sewot, tidak mau disalahi.
"Lah salah lo lah siapa suruh ngehindar? Gua lebih senang lo yang kena dari pada dia." Lamera menunjuk wajah Ezhar lagi. Kali ini Ezhar tidak tinggal diam. Ia tepok telunjuk Lamera agar menyingkir dari depan wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/243308756-288-k292350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 17 juli 2021 Rank 1 in #youth tgl 15/11-2020 Rank 1 in #bar-bar tgl 25/11-2020 Rank 1 in #lucu tgl 19...