Lamera menatap nanar tukang nasi goreng di hadapannya. Bukan karena ia jatuh cinta pada abang nasi gorengnya. Karena ia yakin abangnya pasti sudah punya istri, Lamera tidak mau jadi pelakor apa lagi jadi bini kedua. Amit-amit. Ia menatap nanar tukang nasi goreng karena ia sudah sangat lapar, tidak sabar untuk segera membawa pulang nasi goreng pesanannya.
"Ini mbak nasi gorengnya."
Penuh semangat empat lima Lamera berdiri, berjalan menghampiri tukang nasi goreng. "Makasih pak." katanya sembari memberi uang pas.
"Sama-sama mbak."
Lamera berjalan di malam hari seorang diri. Tenang, wilayah di sini aman jadi tidak ada istilah begal atau penculikan. Di sini juga ramai. Banyak anak kecil masih berkeluyuran. Ada juga remaja yang nongkrong di sepanjang jalan.
Drrttt.....drrrtttt.....drrrttt.....
Ponsel di kantong celana Lamera terus bergetar. Lamera mengeluarkan ponsel. Ada panggilan telepon dari Dion.
"Apaan?" tanya Lamera.
"Udah gua transfer ke atm lo."
"Wadaw! Makasih, om. Om Dion, yang terbaik."
"Enak lo, ya? Punya kartu baru terus gua transfer melulu."
"Namanya anak sekolahan belum ada uang, om." Lamera tertawa cekikikan.
"Besok-besok kerja lo. Biar nggak nyusahin!"
"Om, aku kan ponakan, om. Nggak boleh begitu."
"Pecat gua jadi om lo, pecat. Angkat tangan gua!"
"Gua bilangin Calista nih."
"Ponakan nggak tau diri. Aduan!" panggilan telepon dimatikan.
Lamera tertawa terbahak-bahak. Memegangi perutnya. Enak juga jadi keponakan Dion. Tidak perlu kerja, tinggal minta duit berapa saja nanti di transfer.
"Eh, kesurupan lo?"
Lamera menoleh ke belakang. Tawanya terhenti. "Lah? Dinar?" Lamera mengerutkan kening melihat Dinar di belakangnya dengan sepeda.
"Lo lagi lomba ketawa sama penghuni sini, ya? Serem gila!" Dinar mendelikkan tubuhnya, merinding.
"Enak aja!" ketus Lamera. "Lo kenapa ada di sini?"
"Gua lagi main di rumah Gandi. Noh rumahnya dekat sana." Dinar menunjuk ujung jalan. "Yang ada pintunya."
Lamera tadinya serius melihat ke arah yang ditunjuk, tapi langsung mendengus. "Semua rumah ada pintunya!"
"Ada yang nggak ada. Rumah keong."
Lamera terkekeh. "Terus lo ngapain sepedaan malam-malam begini?"
"Mau ke warung. Minjem sepedanya adeknya Gandi." kata Dinar. "Untung adeknya Gandi murahan. Gua kasih goceng mau minjemin gua sepeda."
Lamera tertawa.
"Tadinya nggak mau minjemin. Sampai gua sumpahin bisulan juga tetap medit nggak mau minjemin."
"Baru mau setelah dikasih goceng?"
"Iya. Gua bilang sekarang goceng dulu. Gocapnya tanggal 31."
"Sekarang tanggal 30. Berarti besok gocapnya?"
"Iya." Dinar tertawa.
"Eh, tapi kan tanggalnya cuma sampai 30?" Lamera yang sadar kebohongan Dinar langsung tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 17 juli 2021 Rank 1 in #youth tgl 15/11-2020 Rank 1 in #bar-bar tgl 25/11-2020 Rank 1 in #lucu tgl 19...