78.

46.2K 10.6K 9.9K
                                    

Jangan lupa nabung, back to school terbit 28 Juni

Sudah vote?

Siap ramaikan setiap paragraf dengan komentar?

Spam next diakhir cerita untuk up secepatnya

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Setelah ujian selesai, terbitlah pembagian rapot bagi setiap kelas. Tadinya, Arsy kekeh mau ambil rapot Lamera. Sekalian bernostalgia dengan masa lalu, katanya. Usul Arsy ditolak mentah-mentah oleh Lamera. Kalian harus tahu, Arsy itu kalau sudah menyangkut anaknya akan berlaku seperti Ibu sosialita. Ia tidak mau berpenampilan jelek yang akan buat anaknya malu atau dipermalukan. Lamera bisa menebak seheboh apa nanti dandanan Arsy mengambil rapot. Lamera tidak mau kehadiran Arsy menimbulkan kecurigaan, tidak mau sampai rahasia identitasnya kebongkar. Oleh karenanya Lamera memilih Calista yang mengambil rapotnya. Tentu saja Lamera meminta Calista berdandan yang sederhana saja.

Murid-murid tetap diwajibkan datang sedari pagi. Sedangkan orang tua murid baru berdatangan dimulai pukul sebelas sampai sekarang menjelang dua belas siang. Murid yang orang tuanya sudah ambil rapot boleh pulang, sedangkan yang belum diharuskan menunggu hadirnya kedua orang tua.

Namun ada pula yang tetap berada di sekolah setelah orang tuanya mengambil rapot. Seperti Risa, Mila dan beberapa murid dari kelas Lamera. Mereka berkumpul di depan kelas. Duduk bersama membicarakan perihal pekan olahraga yang biasa diadakan setelah pengambilan rapot. Pekan olahraga adalah lomba antar kelas yang mengambil beberapa cabang olahraga. Contohnya, basket, futsal, badminton, volly dan lari.

"Yang ambil rapot lo siapa, Mir?" Sengaja Mila berbisik di telinga Lamera agar tidak mengganggu diskusi mengenai pekan olahraga.

"Calista."

"Oh, yang ngaku sebagai Tante lo?"

"Iya. Sebenarnya itu teman gua."

Mila mengangguk. "Emang nggak kebagusan apa?"

"Maksud lo?"

"Lo dikenal sebagai gembel. Terus yang ambil rapot lo modelan kayak Kak Calista. Kebanting lah."

"Lo itu ngasih pendapat atau menghina?" Tanya Lamera berwajah datar.

"Ah, nanti kalo ditanya Kak Calista siapa lo. Lo jawab aja majikan di tempat lo kerja. Nah kalo itu baru masuk akal!" Mila menjentikkan jarinya, mengabaikan pertanyaan Lamera sebelumnya.

"Wah, minta diruqiyah lo." Lamera mengangkat kedua tangan, bersikap meruqiyah Mila yang asal ngomong.

"Mil, Lam, kalian berdua bakal masuk di tim futsal." Perkataan Andin menghentihkan pergerakan tangan Lamera.

Lamera maupun Mila yang sudah bersiap perang sontak menatap Andin, terkejut.

"Hah? Kok gua lagi sih? Gua kan udah ikut di tim basket." Keluh Mila.

"Gua nggak bisa main futsal. Bisanya main bekel." Saut Lamera.

"Lo berdua itu punya banyak tenaga. Jadi sekali-kali gunain buat bantu kelas." Jiana angkat bicara.

"Tau dari mana gua punya banyak tenaga?" Tanya Mila.

"Iya." Timpal Lamera.

"Buktinya berantem mulu. Dari tadi juga berantem, kan? Dari pada energi kalian terbuang sia-sia, mending digunakan sebaik mungkin." Jiana mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.

Lamera mau protes. Demi apapun, ia paling tidak suka yang namanya capek. Cuma anehnya kalau berantem sama Mila tidak capek, justru makin semangat. Niat protesnya teralihkan ketika ponselnya bergetar.

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang