39.

74.9K 13.7K 3.7K
                                    

Mila berdecak ketika melihat Lamera berjalan menghampirinya yang sedang duduk di salah satu kursi perpustakaan. Padahal ia berharap Lamera tidak datang, dengan begitu bisa dijadikan alasan untuk mengubah kelompok berdua. Namun sayangnya si siluman kampret itu tidak mau diajak kompromi.

"Ngapain sih lo dateng?" Keluh Mila ketika Lamera sudah berdiri di dekatnya. Segala memamerkan senyum lagi.

"Tadinya juga gua nggak mau dateng!" ketus Lamera, senyumnya menghilang dan ia memalingkan wajah dengan tangan terlipat di perut.

"Terus kenapa sekarang dateng?"

Lamera menatap serius Mila. Saking seriusnya tatapan Lamera sampai membuat Mila terkejut dan jadi agak seram. "Yang mulia es teh manis Mang Uyat berhasil buat gua bertekuk lutut tanpa perlawanan!" Katanya yakin, tegas dan percaya diri. Sudah seperti prajurit yang setia kepada rajanya.

Mila yang awalnya terkejut dan sedikit takut langsung menoleh kiri-kanan dengan gerakan terburu-buru.

"Lo nyari apaan, Mil?" Tanya Lamera.

"Gergaji buat nyodok idung lo."

"Wah, ngajakin war lo?" Lamera sudah mempersiapkan kepalan tinju dan kuda-kuda pada kakinya.

"Ya, lagi lo murah banget! Cuma perkara disogok es teh manis aja mau!" Mila jadi emosi sendiri.

"Harga es teh manis boleh murah. Tapi cita rasa beuuuh ngalahin bobanya orang China."

"Alah! Emang dasar murah lo!"

"Gua mahal ya!" Lamera melotot ketika melihat ke lantai. Ia membungkuk dan mengambil uang lima ratus perak di lantai. Memasukannya ke kantong celana. "Lumayan gope." Ujarnya sambil tersenyum sumringah. Semenjak menjalani kehidupan sebagai anak yang sebatang kara seperti Hachi, Lamera jadi matre. Tidak bisa melihat duit nganggur. Bawaannya mau ia kantongi saja.

"Emang dasar murah lo! Lihat duit gope aja langsung lo kantongin!" Celetuk Mila yang menyaksikan langsung adegan Lamera mengambil duit gope sudah seperti mengambil mas batangan.

"Heh, jangan asal ngomong! Kalo nggak ada gope gua nggak bisa beli shampo yang sasetan di warung! Gope adalah penyelamat gua!"

"Sssstttttt! Tolong jangan berisik ya. Ini perpustakaan." Penjaga perpustakaan yang kebetulan sedang berkeliling menaruh buku menegur Lamera dan Mila yang sedari tadi sangat berisik.

Lamera dan Mila langsung tersenyum malu sambil menganggukkan kepala. Kemudian petugas perpustakaan meninggalkan mereka.

"Lo sih berisik!" Lamera menendang kaki bangku yang diduduki Mila.

"Lo!" Mila menendang kaki Lamera.

"Udah ah ayo cepetan. Jangan duduk terus lo. Lumpuh?" Lamera berjalan mendahului Mila.

"Sialan lo!" Umpat Mila. Mengikuti langkah Lamera.

Mereka berdua melakukan wawancara ke petugas perpustakaan. Bertanya seputar sejarah perpustakaan ini. Kemudian mereka juga memotret perpustakaan dan mencatat buku genre apa saja yang tersedia di perpustakaan.

"Photo gua. Gua yang jadi modelnya." Mila menyerahkan kameranya ke Lamera.

Sekarang tinggal tugas terakhir. Sebagai bukti penelitian diwajibkan berphoto seolah sedang melakukan penelitian. Hanya satu orang saja yang diharuskan sebagai tanda bukti.

Lamera berdecih. Geli sendiri melihat Mila yang sudah berpose sedang membaca buku. "Yang benar gayanya." Celetuk Lamera selagi memfokuskan arah bidikan kamera.

"Gimana?" Mila meminta saran.

"Ngadep belakang sono. Gua enek lihat muka lo."

"Sialan emang lo!" Maki Mila. Padahal ia sudah serius mau mendengarkan saran Lamera.

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang