8.

93.1K 14.1K 435
                                    

Lamera Charlotte sudah meninggal dunia. Jadi kecelakaan hari itu telah merenggut nyawa Lamera? Lebih sulit dipercaya lagi ketika Lamera tahu sekarang adalah tahun 2021. Sedangkan kecelakaan yang menimpanya tahun 2018.

Dia tidak koma selama tiga tahun yang tiba-tiba bangun di tubuh Lamera Anindyaswari. Kenyataannya dia koma hanya selama tiga hari doang, hari keempat baru sadar. Bisa kalian mengerti? Lamera Charlotte meninggal di tahun 2018. Sedangkan Lamera Anindyaswari melakukan aksi bunuh diri sampai koma selama tiga hari di tahun 2021. Lalu selama jangka waktu tiga tahun apa yang terjadi dengan arwahnya sebelum akhirnya ada di dalam tubuh Lamera Anindyaswari?

Gentayangan?

Lamera benar-benar butuh jawaban yang tepat. Hanya berdiam diri memikirkan semua yang tidak masuk akal ini membuat kepalanya pening. Ia bukan tipe pemikir.

"Apa selama 3 tahun itu gua jadi setan dulu kali ya baru setelah itu masuk ke tubuh Lami?" tanyanya pada diri sendiri.

"Apa gua jadi kuntil biang, ya? Atau pocong? Apa tuyul?" Lamera menghela napas. Menatap sedih ponselnya. Kalau saja ia tidak menelepon rumahnya, mungkin ia tidak tahu kalau sekarang tahun 2021.

"Gua nggak tau harus apa? Gua nggak mungkin ketemu mami dan ngaku-ngaku kalo gua anaknya yang udah meninggal 3 tahun lalu. Nanti yang ada gua diseret ke kantor polisi."

Pilihan yang dimiliki Lamera saat ini cuma satu. Ia harus memastikan langsung kalau Lamera Charlotte memang sudah benar-benar meninggal dunia.

🍂🍂🍂

Siang hari tatkala matahari berada tepat di atas kepala. Lamera pergi mengunjungi tempat yang diberitahukan oleh bi Ijah. Tempat dimana semua pertanyaan akan terjawab. Kenyataan akan terpapar tepat di depan mata.

Bingung, takut dan sedih. Tiga kata yang menggambarkan perasaan Lamera ketika harus berdiri di depan sebuah makam. Namanya. Lamera Charlotte tertulis jelas di batu nisan. Meninggal tiga tahun lalu.

"Gila. Benar-benar...." Lamera yang lemas pun berjongkok. Mengusap gusar wajahnya. Semua masih terasa seperti mimpi.

"Gua....nggak tau mau ngomong apa...." Lamera mengelap air matanya.

Ia bersyukur Tuhan memberinya kesempatan selamat dari kematian. Mengijinkannya kembali hidup di dunia ini. Namun kenapa harus menjadi orang lain? Kenapa harus seorang diri sebagai anak remaja?

Lamera tidak mau sendirian. Lamera rindu kedua orang tuanya, rindu sahabat-sahabatnya. Rindu kehidupannya yang dulu. Kalau kembali hidup tapi harus kesepian seperti ini lebih baik......

"Lami." Lamera jadi teringat dengan Lami. Lami adalah anak yatim piatu. Ia hidup seorang diri dunia ini. Bukankah yang ia rasakan saat ini persis seperti yang Lami rasakan saat masih hidup? Apa alasan ini juga yang membuat Lami memilih bunuh diri?

Mengingat kilas balik kehidupan Lami yang meninggal diusia muda membuat Lamera tersadar kalau ia tidak pantas mengeluh. Lami menitipkan hidup kepada dirinya, mendoakan kebahagiaannya. Jadi Lamera tidak boleh mengeluh.

"Gua nggak boleh ngeluh." Lamera berdiri lagi. "Mami?" Lamera mengerutkan kening saat melihat Arsy melangkah mendekatinya.

Lamera menundukkan kepala. Menguatkan dirinya. Ia harus menahan diri untuk pura-pura tidak mengenali Arsy. Setelah hatinya sudah kuat, baru ia melangkah. Matanya tak bisa lepas dari sosok Arsy.

"Aku rindu mami." gumamnya saat melewati Arsy yang tertunduk dengan wajah sayu.

Lamera berhenti melangkah. Ia membalikan badan menghadap Arsy. Wajah Arsy pucat dan matanya memerah. Apa Arsy menangis? Apa Arsy baik-baik saja?

Lamera tahu semua jawabannya tanpa harus bertanya langsung. Ia sangat tahu betapa sedihnya Arsy. Lamera benar-benar menyesal sudah tiba-tiba menghilang tanpa ijin.

"Mami rindu kamu, sayang. Mami rindu. Kamu mah pergi asal pergi, bukan pamit dulu."

Hati Lamera hancur mendengar ucapan Arsy. Air matanya terjatuh.

"Aku di sini, Mi. Aku di sini. Aku juga rindu mami. Maaf, Mi." Lamera berbicara pelan. Tidak bisa bicara langsung ke Arsy.

"Kamu katanya mau bawain mami calon mantu. Mami nunggu janji kamu tau." Arsy mengelap air matanya. "Kalo kamu ninggalin mami begini, mami harus bagaimana? Mami nggak ada tujuan hidup. Mami nyusul kamu aja, ya?"

Lamera menggeleng. Ingin sekali berlari ke arah Arsy dan memeluknya erat. Mengatakan pada Arsy; mami jangan ngomong begitu. Mami harus sehat, harus berumur panjang. Aku masih hidup, Mi. Namun Lamera hanya bisa mengatakannya di dalam hati. Untuk saat ini ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya ke Arsy.

"Tunggu aku, Mi. Nanti aku akan menemui mami dan menceritakan semuanya." ujar Lamera. Melangkah pergi dari makam.

🍂🍂🍂

Lamera berdiri di depan pintu kamar apartemen. Tidak ada pilihan lain. Ia butuh seseorang untuk menolongnya dan untuk ia ceritakan kebenaran ini. Karena rasanya tidak enak menyimpan rahasia serumit ini seorang diri. Lamera butuh bantuan.

Ting....tong....ting....tong....

Bell apartemen berbunyi nyaring. Dengan gugup Lamera menunggu pintu dibuka. Selagi menunggu, Lamera mengatur pernapasannya dan berusaha tenang. Banyak sekali gambaran-gambaran prediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Yang jelas ia harus berusaha menahan air matanya, tidak boleh langsung menangis.

"Iyaaa." suara seseorang dari dalam terdengar. Lalu pintu terbuka. "Iya? Siapa ya?"

"Calistaaaaaaa!!" Lamera langsung memeluk erat Calista hingga tubuhnya mundur masuk ke dalam apartemen.

Calista yang tidak mengenali gadis remaja di depannya merasa risih. Ia lepaskan pelukan gadis remaja itu. "Kamu siapa, ya?" tanyanya bingung.

"Gua Mira! Lamera Charlotte!!"

"Gua Mira! Lamera Charlotte!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang