6.

101K 15.1K 834
                                    

Lamera masih belum menerima kenyataan. Mana bisa ia menerima hal yang tidak masuk akal seperti ini? Coba kalian bayangkan. Kalian habis kecelakaan tiba-tiba kalian bangun di tubuh orang lain. Horor, kan? Saking horornya sampai membuat Lamera merinding.

Dari kemaren-kemaren Lamera merengek ke dokter. Pertama ia merengek meminta dokter untuk memeriksa matanya.

"Dok, kayaknya mata saya katarak. Atau minus atau mata saya kemasukan batu atau tanah gitu dok. Coba dok cek mata saya deh, dok. Soalnya saya pas ngaca salah lihat, dok. Saya masa lihat orang lain di kaca, bukan saya."

Setelah mata Lamera diperiksa, tidak ditemukan keanehan sama sekali. Justru yang aneh itu sikap Lamera yang kekeh mengira ada kelainan di matanya.

"Dok, coba periksa ulang mata saya, dok. Kayaknya kesusupan jarum makanya salah lihat!" kekehnya.

"Nggak ada yang salah sama mata kamu, Lami."

Lamera merengek lagi. Yang kedua kalinya ia meminta hal lain untuk dicek.

"Coba cek otak saya, dok. Kalo mata saya normal. Berarti otak saya yang salah, dok. Otak saya kayaknya luka berat karena kecelakaan. Bisa aja otak saya ilang ujungnya, dok. Coba periksa otak saya!" Lamera histeris di depan dokter.

Dokter menuruti kemauan Lamera. Memeriksa otak dalam Lamera. Namun lagi-lagi tidak ditemukan keanehan. Dokter cuma menggelengkan kepala dengan sikap aneh Lamera.

"Dok, saya harus pergi dari rumah sakit ini." usulnya tiba-tiba mendapat pencerahan yang menurutnya adalah solusi.

"Nggak bisa. Kamu harus dirawat dua hari lagi."

"Nggak, dok. Saya mau ke pak ustad. Kayaknya saya dijampe-jampe sampai badan saya ketuker gini. Saya mau ke orang pintar biar bisa kembali ke tubuh asli saya."

Berkat omongan ajaib Lamera. Tiga suster langsung menyeretnya masuk ke kamar inap. Sudah dua hari dia merepotkan dokter dengan permintaan-permintaan anehnya. Kasian dokter yang merawatnya. Pasti kepalanya pusing punya pasien seperti Lamera.

Lamera tidak terima. Ia meronta-ronta agar suster melepaskan dirinya dan membiarkan ia keluar dari rumah sakit untuk menemui orang pintar. Lamera berteriak histeris tanpa malu. Saking berisiknya sampai membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Banyak pasien lain di dalam kamar yang terganggu dengan suara Lamera.

"Kalo kamu terus memberontak nanti saya iket. Mau?"

Ancaman dari suster berhasil membungkam Lamera. Dari pada ia diikat seperti orang sakit jiwa. Mending diam, anteng dan tenang di tempat duduk sambil mulai menyiapkan diri menerima kenyataan.

🍂🍂🍂

"Lamera Anindyaswari. Umur 17 tahun." Lamera sedang melihat KTP milik tubuhnya yang saat ini.

Ia mengambil ponsel yang ada di depannya. Mengecek ponsel. Tidak ada apa-apa. Tidak ada media sosial atau nomor telepon di kontak. Bahkan tidak ada photo di galeri. Benar-benar bersih. Persis seperti orang yang merencanakan kematiannya.

"Ini mah dia udah rencanain bunuh diri." gumam Lamera.

Setelah insiden merepotkan dokter dan suster, Lamera sudah mulai tenang. Ia meminta ke pihak rumah sakit untuk membawa barang-barangnya untuk ia periksa. Suster memberinya dompet, ponsel dan tas berisi buku-buku pelajaran. Karena katanya, ia bunuh diri dengan masih memakai seragam sekolah dan membawa tas.

"Kalo gua ada di dalam tubuh anak ini. Terus gimana sama tubuh asli gua?" gumam Lamera. Pertanyaan demi pertayaan menumpuk di benaknya.

Lamera merebahkan tubuhnya. Ia merasa lelah memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi dengannya saat ini. Semua ini seperti cerita fiksi fantasi. Tidak mungkin menjadi kenyataan dan mungkin tidak ada yang percaya.

Lamera mengangkat KTP di depan wajahnya. "Kenapa anak semuda ini bunuh diri, ya? Padahal masih sekolah. Sayang banget."

"Lami." suster datang menghampirinya.

"Iya, sus?" tanya Lamera tidak semangat.

"Kamu besok sudah boleh pulang. Nanti ada ibu kos kamu yang jemput."

"Ibu kos? Saya ngekos? Terus orang tua saya?"

"Kamu itu yatim piatu."

"Hah?!" Lamera langsung duduk.

Lagi-lagi ia mengalami kejadian yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Menjadi anak yatim piatu yang tinggal di kosan? Well, oke. Selamat datang di kehidupan baru sebagai gadis remaja yatim piatu di dunia yang ramai ini. Semoga betah dan kuat.

 Semoga betah dan kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang