74.

53.3K 11.1K 11.4K
                                    

Jangan lupa nabung, BTS terbit tanggal 28 Juni 2021

Sudah vote?

Spam sebanyak banyaknya, kalo bisa lebih banyak dari chap sebelumnya

Siap ramaikan setiap paragraf?

Siap ramaikan setiap paragraf?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Modus versi Akthar)

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Lamera yang sedang tidur telentang langsung duduk di pinggir kasur begitu dering sambungan telepon berhenti dan berganti oleh suara hening. Lamera menggigit kuku jarinya. Dia jadi gelisah seperti orang yang mau minta balikan.

"Halo? Risa?" Lamera berbicara duluan.

"Iy-"

"Gua duluan yang ngomong!" Lamera buru-buru memotong perkataan Risa. Ia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Kemudian berbicara lagi. "Gua minta maaf karena udah bohong sama lo. Lo pasti kecewa saat tau ternyata gua fake Lami. Lo pasti ngerasa aneh dengan cerita gua yang nggak masuk akal. Oke, gua nggak bakal nuntut apapun dari lo. Tapi lo harus tau. Semua kebersamaan gua sama kalian itu nggak fake. Gua senang bisa kenal kalian, bisa main sama kalian. Terserah lo mau mikir gimana. Bagi gua, lo, Mila dan Jiana adalah sahabat baik gua. Gua nggak bakal ngejauh dari kalian. Gua masih mau main sama kalian, masih mau ngobrol sama kalian." Lamera berhenti bicara. Bibirnya bergetar menahan isakan sesak di ujung tenggorakan.

Untuk menyalurkan perasaan sesak yang memenuhinya, ia cengkram erat seprai tempat tidur hingga lecek. "Tapi....gua mohon...." Lamera belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Perasaan takut kehilangan seseorang yang berharga baginya. "Tolong jangan dorong gua buat ngejauh...." Lanjutnya. Lamera langsung menundukkan kepalanya.

"Lo nangis?" Tanya Risa.

"Nggak." Jawab Lamera, ia usap pipinya.

"Harusnya gua ada di sana biar bisa lihat lo nangis. Cewek yang biasanya bar-bar dan konyol bisa sampai ngomong gini. Gua jahat banget ya sampai buat lo sedih kayak gini?"

Lamera menggelang. "Gua yang jahat. Udah bohong."

"Gua nggak perduli lo mau fake atau bukan. Yang bikin gua sedih adalah perkataan lo yang nggak anggap gua dan Mila sebagai teman lo. Rasanya sakit banget hati gua loh." Risa menghela napas berat. "Kenapa cuma Jiana yang tau rahasia lo? Kenapa cuma Jiana yang lo anggap? Apa karena gua orang yang bosenin makanya nggak pantes dianggap sama lo?"

"Iih Risa kok ngomong kayak gitu sih? Nggak ya! Lo tuh nggak ngebosenin! Gua bukan teman SMP lo yang nggak anggap lo. Lo itu sahabat terbaik gua di kehidupan ini. Salah gua yang udah bohong dan salah omongan gua. Gua cuma panik saat itu sampai ngomong aja nggak dipikirin dampaknya bakal kayak gini. Gua nggak mau lo marah atau benci gua, Ris."

Terdengar suara sesegukan di telepon. "Lo anggap gua sahabat?" Tanya Risa bercampur suara tarikan napas.

"Iya, Ris. Lo sahabat gua. Jangan musuhin gua, ya? Gua nggak punya teman selain kalian. Gua tadinya mau minta maaf langsung. Tapi takut lo bakal nolak gua kayak si Milea tuh. Ribet Milea kek cewek PMS. Baperan, ambekan."

Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang