Saat Lamera datang pagi-pagi ke sekolah. Tolong jangan ada yang menjulukinya anak rajin. Tidak pantas dirinya dilabeli seperti itu. Bahkan niat untuk datang pagi pun tidak ada. Semua ini demi tuan muda yang agung, Akthar Alfarizqi.
Hati Lamera nyeri setiap mengingat perbedaan umur sesungguhnya antara ia dan Akthar. Sepuluh tahun. Jarak yang cukup jauh. Hebatnya tuan muda Akthar bisa menjadikan Lamera yang lebih tua darinya sebagai babu pribadi. Hayu mari bertepuk tangan. Kalau saja Lamera ada di dalam tubuh aslinya, sudah ia pites bocah kampret seperti Akthar.
Napas Lamera tidak beraturan tatkala kakinya sudah mencium lantai kelas Akthar. Sepi tidak ada siapapun kecuali Akthar yang sedang tidur menghadap tembok. Apa ini waktunya Lamera balas dendam? Sepertinya kepala Akthar sangat nyaman dijadikan pendaratan dari jejak sepatunya.
"Jangan nyari mati, ah. Masih pagi." Lamera bangun dari mimpi indahnya menyiksa Akthar. Kewarasannya sudah kembali. Cepat-cepat Lamera menghampiri Akthar. Ingin segera mungkin menyelesaikan tugasnya agar lepas dari si badboy.
Lamera duduk di samping Akthar. Disuruh buru-buru datang pagi. Sampai Lamera rela lari-lari demi tuan muda Akthar. Namun si tuan muda yang maha agung justru tertidur. Kalau tidur di rumah, bukan di kelas.
"Thar! Thar!" Lamera mencolek Akthar beberapa kali.
"Hmm?" gumaman Akthar terdengar seksi di telinga Lamera, membuat Lamera termenung. "Lo udah dateng?" Akthar mengucek matanya dengan mata sayu menatap Lamera.
Lamera menelan ludah. Kok tiba-tiba brondong yang baru bangun tidur keliatan menggoda, ya? Sadar Lamera, ingat umur. Jangan jadi pedofil. Ingat Lamera, saat lo SMA dia masih SD.
"Iya. Mana PR lo?" ketus Lamera.
"Nih." Akthar menyodorkan buku tulis. "Jangan ada yang salah."
"Lo terlalu berharap sama gua. Lo pikir gua cewek kutu buku yang demen belajar?"
"Lihat aja. Ada yang salah lo terima hukumannya."
Lamera berdecak. "Bukan salah gua kalo gua nggak pintar dan nggak tau semua hal!" protes Lamera.
"Kok lo jadi sewot?"
"Habisnya lo ngancem-ngancem gua mulu!"
"Tulis." Akthar mengetuk buku tulisnya.
"Iyak!" kata Lamera tidak santai. "Kok lo bisa tau nomor gua sih?" tanyanya baru ingat.
"Nomor buangan. Nemu di tong sampah." jawab Akthar cuek. Lamera sudah membuka mulut untuk memaki, tapi tidak jadi karena Akthar mendahuluinya. "Cepat kerjain."
"Iyak!!" pekik Lamera melengking tinggi.
Akthar menopang dagu. Tersenyum melihat Lamera yang sedang mengerjakan tugasnya dengan wajah sewot tidak ikhlas. Bibir mungil gadis itu bergerak-gerak pertanda menggerutu.
"Nggak usah ngegerutu." tegor Akthar.
"Nggak bisa! Gua lagi kesel!"
Tidak ada satu pun cewe yang ngegas saat bicara dengan Akthar. Cuma Lamera yang berani melakukanya. Bukannya marah, Akthar justru semakin tersenyum lebar melihat raut kesal di wajah Lamera.
Menyesal baru sekarang ia tahu tentang gadis bar-bar seperti Lamera. Kemana saja ia selama ini? Atau Lamera saja yang terlalu pandai bersembunyi dari pandanganya?
"Udah selesai!" lamunan Akthar terhenti oleh kehebohan Lamera. Dengan senyuman sumringah Lamera memberikan buku tulis Akthar.
Akthar mengambil buku tulisnya. "Kalo salah awas aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 17 juli 2021 Rank 1 in #youth tgl 15/11-2020 Rank 1 in #bar-bar tgl 25/11-2020 Rank 1 in #lucu tgl 19...