"Gua Mira! Lamera Charlotte!!"
Tentu Calista tidak akan percaya dengan ucapan gadis remaja di depannya. Jelas-jelas Lamera sudah meninggal dunia tiga tahun yang lalu. Tidak mungkin Lamera bangkit kembali, terlebih lagi pakai tubuh yang berbeda. Ini bukan drama Korea, jadi tidak ada keajaiban yang seperti itu.
"Kamu ngomong apa sih, dek? Kamu...kesurupan arwahnya Mira?" masuk akal jika itu yang dipikirkan Calista. Dimasuki arwah orang yang sudah meninggal lebih dapat dicerna dibandingkan cerita transmigrasi atau reinkarnasi.
"Bukan! Gua Lamera Charlotte!!" Lamera menepuk dadanya. Berusaha meyakinkan Calista.
"Lamera udah meninggal 3 tahun yang lalu. Tolong kamu jangan bicara omong kosong. Sama sekali nggak lucu." Calista geram ada orang lain yang mengaku-ngaku sebagai sahabatnya yang sudah meninggal tiga tahun lalu.
"Gua beneran Lamera Charlotte! Sahabat lo! Gua masih hidup!"
"Lebih baik kamu keluar dari apartemen saya sekarang." Calista tidak mau meladeni pembicaraan omong kosong. Ia memilih membalikan badan untuk meninggalkan gadis remaja itu.
"Awal SMP kita benci sama senior yang sama. Kita ngunciin senior itu di gudang sampai di omelin guru BK. Itu awal kita dekat dan jadi sahabat!" Lamera berhasil membuat Calista berhenti melangkah.
"Lo nggak pernah berpikir untuk jadian sama Dion karena lo pikir Dion tuh konyol. Nggak akan cocok sama lo yang ambisius dan punya prinsip." Lamera tersenyum saat Calista berbalik menghadapnya. Terlihat wajah Calista yang terkejut, tidak percaya.
"Dion bukan first kiss lo. First kiss lo itu temannya Dion waktu SMP, itu pun cuma karena khilaf." Lamera tersenyum melihat Calista yang menutup mulutnya terkejut.
"Gua Mira, Cal. Gua benar-benar Lamera Charlotte." Lamera menepuk pelan dadanya. Suaranya melemah dan bola matanya berkaca-kaca.
"Mira udah meninggal. Gua melihatnya langsung. Dan....lo...muka lo bukan Mira...." Calista menunjuk Lamera. Tidak tahu mau percaya atau tidak.
"Gua tau. Gua juga nggak tau kenapa bisa kayak gini. Sumpah....." kedua kaki Lamera terasa lemas. Akhirnya ia memutuskan duduk di lantai. "Gua juga masih nggak tau apa yang terjadi? Iya, gua kecelakaan saat balik dari reuni. Terus gua bangun. Bukan di tubuh gua, melainkan di dalam tubuh gadis remaja ini. Lo nggak percaya? Gua juga nggak percaya."
Calista mulai luluh. Ia menghampiri Lamera, duduk di depannya. "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Lamera pun menceritakan semuanya ke Calista. Kejadian saat di acara reuni dimana melibatkan Reyza, sampai akhirnya bisa kecelakaan. Ia juga bercerita awal terbangun di tubuh baru dan semua yang dialaminya hingga kini. Cerita Lamera berhasil membuat Calista menangis tersedu-sedu. Semuanya campur aduk di dalam hati Calista.
"Cal, jangan nangis." Lamera mengelus pundak Calista.
"Tiba-tiba gua dapet telepon kalo katanya lo kecelakaan. Gua dan Dion dateng ke rumah sakit malam itu. Nunggu lo di luar. Beberapa jam nunggu. Dokter keluar dan bilang lo nggak selamat. Bisa lo bayangin betapa sedih dan hancurnya gua? Kehilangan sahabat terbaik gua." tangis Calista.
Lamera langsung memeluk Calista. "Maaf. Gua juga nggak tau kalo bakal kayak ini. Gua juga sedih ninggalin kalian."
"Bahkan selama 3 tahun pun nggak ada hari tanpa gua nggak mikirin lo. Gua kangen banget sama lo sumpah." Calista memeluk erat Lamera. Takut Lamera akan hilang lagi.
"Maafin gua, Cal."
Mereka pelukan cukup lama ditemani oleh isak tangis. Setelahnya Calista menelepon Dion dan menceritakan semua yang Lamera ceritakan padanya. Tidak butuh waktu lama karena belum ada satu jam setelah di telepon, Dion sudah datang.
Napas yang tak beraturan dan rambut berantakan. Sehabis pulang kerja Dion mendapat telepon dari Calista. Mendengar banyak hal melalui telepon. Untuk memastikannya Dion datang langsung ke apartemen Calista.
"Cal!" panggil Dion. Melangkah ke ruang tamu. Di sana ia melihat Calista mengobrol dengan gadis remaja.
"Dion! Ini Mira, Ion! Mira hidup lagi!" Calista menunjuk Lamera dengan girang.
"Halo Dion!" Lamera melambaikan tangannya.
Dion mengamati Lamera yang sedang tersenyum, memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung rambut. "Cal." panggil Dion. "Ikut aku yuk?"
"Kemana?" tanya Calista.
"Ke orang pinter. Kayaknya kamu kesambet deh."
"Ini beneran Mira, Ion!" ujar Calista.
"Aku nggak kenal siapa dia!" Dion menunjuk Lamera.
"Dion, lo beli ikan cupang seharga lima juta dan belum tiga hari cupang itu udah meninggal-" Dion langsung membekap mulut Lamera sebelum rahasianya dibeberkan semuanya.
"Ion....beli cupang lagi?" tanya Calista dengan intonasi horor. Matanya sudah melotot dan kuku-kukunya siap menerkam Dion.
Dion itu hobi bangat beli ikan-ikan cupang mahal. Sedangkan Calista tidak suka. Baginya itu pemborosan. Jadi sering bangat Dion membeli ikan mahal di belakang Calista. Sialnya, sering ketahuan sama Lamera. Akhirnya Dion mengajak Lamera membuat kesepakatan rahasia.
Dion tertawa takut. "Mir, gua percaya ini lo." ujarnya ke Lamera, mengalihkan topik.
Lamera menepis tangan Dion. Mengusap bibirnya. Tangan Dion bau amis. Pasti abis ngobok-ngobok aquarium kantor. "Percaya kan lo gua Mir-" Lamera tak melanjutkan perkataannya. Ia terkejut saat tiba-tiba Dion memeluknya erat.
"Gua kangen banget banget banget sama lo. 3 tahun gua kehilangan lo. Gua senang ketemu sama lo lagi." ujar Dion dengan suara parau.
Calista ikut memeluk Lamera. "Gua senang lo kembali. Jangan pergi lagi."
Semula Lamera terkejut tubuhnya dipeluk mereka berdua. Kemudian perlahan air matanya terjatuh. "Maaf...maaf.....maaf...." Lamera menangis terputus-putus. Ia merasa sedih tapi juga lega karena bisa bertemu dengan Calista dan Dion lagi. Lega karena tidak perlu menyimpan rahasia ini seorang diri lagi. Akhirnya ia tidak sendirian.
"Gua juga kangen kalian berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Jugendliteratur*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 17 juli 2021 Rank 1 in #youth tgl 15/11-2020 Rank 1 in #bar-bar tgl 25/11-2020 Rank 1 in #lucu tgl 19...