Haloaaahhh apa kabar kalian?
Votenya jangan bolong bolong geng✌️
Komen 5K biar bisa up malam minggu kuy gak?
Cuma mau bilang. Siap jatuh bangun? Hahahaha
Selamat membaca......
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Lamera duduk di samping Calista yang sedang mengutek kukunya. Mumpung ia sedang halangan, jadi tidak apa-apa pakai kutek. Meskipun terkadang Dion suka bawel kalau ia pakai kutek. Dion sering ngomel begini,
"Dari pada lo pakai kutek. Besok gua beliin lo spidol yang warna kuning terang buat warnain kuku lo. Biar disangka juragan kambing lo kuku aja pakai emas."
Yang paling parah, Calista pernah ketahuan memakai kutek warna merah terang. Kalian tahu apa yang dilakukan Dion? Pacarnya itu meraih tangannya, lalu melakban kuku-kuku Calista. Karena kejadian-kejadian itu Calista memakai kutek diam-diam dari Dion. Pokoknya jangan sampai Dion tahu. Ribet kalau Dion tahu, sudah seperti menghadapi guru BK.
"Cal, gua punya sesuatu buat lo." Lamera memberikan Calista sebuah bingkisan.
Calista mengangkat kepalanya, menatap bingkisan di lantai. "Apaan itu?"
"Lukisan. Gua beli kemaren pas jalan-jalan ke museum. Bagus Cal lukisannya."
"Lukisan apa?"
"Cicak."
Calista berdecak kesal. "Apa bagusnya sih lukisan cicak, hah?"
"Bagus, Cal, cicaknya bersayap."
"Makin serem!"
"Gak apa-apa udah. Buat nakut-nakutin Dion. Dia kan takut cikcak. Lo pajang di depan pintu biar dia nggak bisa masuk."
Calista terkekeh. "Nggak sekalian pasang ayat kursi aja?" Ia membuka bingkisan dari Lamera. Benar-benar lukisan cicak bersayap.
"Iya ya ayat kursi. Si Dion kan setan." Lamera berdecak, baru ingat sesuatu. "Tapi setan-setan gitu gua masih butuh duitnya."
"Gua yakin ini pasti lukisan lo. Bukan beli." Tebak Calista, memperhatikan lukisan dari Lamera.
Lamera tertawa. "Iya. Jadi tuh pas di museum gua disuruh ngelukis gitu. Ya gua jadinya ngelukis yang gua bisa aja. Terus gua tambahin deh sayap biar cicaknya keliatan aesthetic."
"Kenapa lo nggak gambar gunung atau pohon aja?"
"Oh, iya, ya, nggak kepikiran. Gua kepikiran cicak gara-gara lihat muka Pak sekolah gua yang......ya begitu lah." Lamera mengangkat bahunya. Tidak mau meneruskan kalimatnya yang berujung julid. Takut dosa, astagfirullah.
"Kayaknya lo happy sama kehidupan yang sekarang." Calista memandang lekat wajah sahabatnya itu.
"Gua ketemu Reyza di cafe pas nongkrong sama teman-teman gua beberapa hari yang lalu." Meski tidak nyambung dengan perkataan Calista, Lamera tetap mau membahas soal ini.
"Terus?"
"Gua senang bisa lihat dia lagi. Walaupun cuma saling sapa doang. Tapi saat itu gua sadar. Ternyata gua bukan lagi Lamera yang dulu. Gua bukan lagi mantan Reyza di kehidupan gua kali ini." Lamera bersandar pada punggung sofa. "Dan lo benar. Gua bahagia sama kehidupan yang sekarang. Bukan berarti gua benci sama kehidupan gua yang dulu."
Lamera mendongak, menatap langit-langit aparteman Calista yang bewarna putih. "Mana mungkin gua benci sama kehidupan gua yang dulu. Gua punya segalanya. Cantik, populer, karir bagus, kaya, primadona dan banyak yang suka. Gua juga punya keluarga dan sahabat yang asik, keren, terbaik lah."
![](https://img.wattpad.com/cover/243308756-288-k292350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to School (TAMAT dan SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja*SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA ATAU TOKO BUKU ONLINE* (FOLLOW SEBELUM MEMBACA. TINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN VOTE) *Mulai 6 oktober 2020 *Selesai 17 juli 2021 Rank 1 in #youth tgl 15/11-2020 Rank 1 in #bar-bar tgl 25/11-2020 Rank 1 in #lucu tgl 19...