47

265 18 0
                                    

Setelah semua pekerjaan selesai, aku bergegas pergi ke toilet karna sudah menahannya dari tadi. Yoongi tentu saja menunggu distudio mengobrol bersama jimin dan namjoon.

Baru juga keluar dari toilet aku merasakan ada tangan yang menarik genggaman tanganku, yoongi? Sepertinya bukan pria ini jauh lebih tinggi. Aku tau dia, Kim seokjin.
Menarik tanganku membawaku keruangan kosong diujung sana, menutup pintunya rapat dan menyenderkanku didinding belakang pintu mengekangku dengan kedua tangannya. Kaget? Tentu saja. Aku tidak pernah sedekat ini dengannya sejak hampir 6 tahunan ini.

"Seokjin-ah apa yang kau lakukan?Kenapa menarikku kesini?"
Aku menghempaskan tangannya berusaha mengeser badanku dari kukungan tanganya disebelahku.

"Aku merindukanmu, aku SANGAT merindukanmu kim yn."
Seokjin menundukan wajahnya sayu tepat dihadapanku tangan satunya memegang bahuku yang satunya lagi tetap mengunci pergerakanku agar tidak bergeser.

"Aku juga merindukanmu seokjin-ah."
Aku membalas mengengam tangannya, dan dia membalas mengaitkan jarinya ditelapak tanganku.

"Kau tau? Aku gila sejak tau kau menikah dengannya."
Seokjin bicara sambil menyibakkan rambutnya kebelakang frustasi.

"Kenapa kalau aku menikah dengannya? Lagipula kau yang meninggalkanku. Jadi bukan salahku tidak memberitahumu."
Menahan butiran benih yang akan meleset jatuh dikedua mataku adalah hal yang cukup sulit.

"Maafkan aku yn-ah, aku tidak bermaksud meninggalkanmu seperti itu."
Bukan seokjin namanya kalau tidak lancang meraih tubuhku masuk kedalam pelukannya, memelukku erat

"Sudah lupakan, jangan seperti itu jangan bersedih seperti itu. Nanti aku merasa bersalah."
Aku mengeratkan pelukannya menepuk bahu belakangnya.

"Aku sangat merindukannya, pelukan ini. Beruntungnya yoongi memiliki wanita sepertimu."
Aku terkekeh lucu mendengar ocehannya sembari melepas pelukannya.

"Kau masih saja tampan seperti dulu."
Menggodanya adalah hal yang kurindukan sejak 6 tahun lalu.

"Dan kau menjadi jauh lebih cantik, kalau saja kau belum menikah. Aku akan langsung menikahimu kim yn."
Seokjin mengelus lembut pipiku seketika itu juga aku tersadar kalau perlakuannya salah.

"Jadi kau hanya lihat wanita dari penampilannya saja ya?"
Menyenderkan badanku kedinding adalah suatu bentuk penolakanku menolak berdekatan dengannya. Bukan tidak mau, hanya saja harus menjaga jarak karna yoongi tentunya.

"Tidak juga, itu karna aku sudah hampir 10 tahun mengenalmu, tapi sayang sejak aku kembali saat itu juga aku tau kau sudah menikah dengannya."
Setelah sekian lama aku bisa mendengar lagi dia menghela nafas berat didepanku seperti ini.

"Siapa suruh kau meninggalkanku, kupikir aku akan kehilanganmu untuk selamanya. Temanku tersayang."
Tersenyum getir sangat berat mengucapkan kata kata itu sekarang.

"Itu salahku, aku memang bodoh."

"Memang benar kau bodoh dari dulu juga kau begitu."
Ujarku terkekeh lucu dihadapanya sambil menjilatnya bibir bawahku.

"Yaa. Kau mengataiku bodoh!"
Hampir saja dia teriak kalau tanganku tidak membekap mulutnya mungkin akan ada orang diluar sana yang mengecek kami didalam.

"Nah bodoh kan, hampir saja kau berteriak."
Seokjin meraih tanganku mengaitkan lagi jari kami membuatku bingung dan menoleh kearahnya.

"Aku-"
Baru saja dia ingin membuka suaranya lagi, ponselku berdering. Sepertinya aku tau siapa yang membuat panggilan itu

~mengangkat ponselku~
"....."

"Aku ditoilet babe sebentar lagi selesai, kau sudah selesai mengobrol dengan temanmu?"

HI YOONGI ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang