42

275 20 0
                                    

"Hey min yoongi, santailah aku hanya ingin mengobrol dengan teman lamaku saja kok tidak akan macam macam dibelakangmu."
Seokjin mulai membuka suara duduk dibangku dihadapanku memandang wajahku sambil tersenyum.

"Yn-ah aku tunggu dimobil cepat selesaikan urusanmu."
Tentu saja wajah datarnya jadi ekspresi utama saat ini, aku paham dia sedikit kesal dan meninggalkanku menunggu dimobilnya.

"Baiklah, tunggu aku yoon."
Aku tersenyum manis melihat kepergiannya.

"Kulihat kalian bahagia ya?"
Ujar seokjin memecah keheningan dengan menyeruput minumannya.

"Seokjin-ah, bagaimana kabarmu?"
"Tentu aku bahagia, aku mencintainya."
Tersenyum manis memandangnya, aku memang sangat merindukannya bukan sebagai antar pria dan wanita tapi sebagai teman lamaku yang sudah menemaniku sejak aku masih sekolah dulu.

"Aku baik baik saja yn-ah, aku senang mendengar kau bahagia."
Aku melihatnya menundukan wajahnya tersenyum sendu.

"Aku merindukanmu kim yn"
Sejenak aku menghentikan aktivitasku menoleh ke arahnya dan tersenyum manis.

"Aku juga merindukanmu seokjin-ah, kau kemana saja selama ini?"
Aku menanyakan rasa penasaranku akan keberadaannya selama ini.

"Aku pergi ke Amerika, bekerja dicabang perusahaan disana. Maaf aku tidak mengabarimu waktu aku pergi, aku takut setelah melihat wajahmu jadi ragu untuk meninggalkan kota ini."

"Tapi sekarang kau kembali."
Aku selalu menampakkan senyumku didepannya."

"Karna aku sangat-"
Belum juga seokjin menyelesaikannya ponselku berdering tanpa henti. Aku menghela nafas siapa lagi kalau bukan siputih susu min yoongi.

~Telfon~
"Sayangku wanitaku yang cantik, apa kau masih lama berbincang dengan teman masalalumu?"

"Maaf yoon kau menunggu terlalu lama ya? Aku akan segera kesana."

"Baiklah, 5 menit tidak sampai ke mobil aku akan meninggalkanmu."

"Bagaimana, yaaa oppa tunggu aku tega sekali."

"Cepat!"
Yoongi memutuskan panggilannya menandakan bahwa aku harus segera bergegas menghampirinya.

"Seokjin-ah, aku duluan ya? Aku harus menjemput anakku ditempat jimin."
Menghela nafas berbicara dengan seokjin menatap matanya sayu.

"Kau sudah punya anak yn-ah? Lain kali pertemukan aku dengannya. Aku mau lihat seberapa mirip dia denganmu."

"Oke, nanti aku kabari kalau ada waktu."
Aku bergegas berdiri dari tempat dudukku ingin meninggalkannya.

Saat aku melewatinya, seokjin memegang tanganku erat. Aku terpaku dibuatnya menghentikan langkahku.

"Sampai bertemu lagi, nanti ku hubungi yaa. Aku sangat merindukanmu kim yn."
Sejenak tatapanku terkunci dikedua matanya, seakan ingin membalas kalau aku juga merindukannya sebagai teman lamaku. Aku hanya mengganguk mengiyakan ucapannya

"Yoon maaf menunggu lama."
Ujarku duduk dibangku sebelah yoongi hendak memakai sabuk pengaman.

Detik itu juga yoongi langsung mendekatkan wajahnya kewajahku tangan satunya memegang tanganku dan satunya lagi memakaikanku sabuk pengaman. Dia mengunci pandanganku ke arah matanya membuatku menelan salivaku.
Tidak lama kemudian, kalian sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Yoongi menempelkan bibirnya ke bibirku menciumnya dengan lembut sambil memegang tekuk leherku. Aku menikmatinya tentu saja. Memejamkan kedua mataku memeras ujung kaosnya.

"Lain kali, jangan terlalu lama menghabiskan waktu dengan pria lain. Aku tidak suka."
Ucapan yang tegas, jelas dan penuh makna seakan memberitahu padaku bahwa dia sedang cemburu sekarang.

"Maaf oppa sayang membuatmu cemburu seperti ini, tapi dia hanya temanku tidak lebih."
Mengusap pipinya lembut membuatnya memejamkan matanya.

"Jelas aku cemburu, kau istriku."
Sorot matanya menandakan sorot tidak sukanya terhadap seokjin.

"Iya yoon, aku paham dan kau tau aku tidak akan pernah mengkhianatimu."

"Aku selalu percaya padamu yn-ah."
Yoongi mencium dahiku dengan tangannya yang mengusap rambutku.

Kami merasakannya ponselku kembali berdering menandakan ada motif whatsapp masuk diponselku. Mataku berhenti ditas yang aku bawa bergegas membuka ponselku barangkali ada kabar penting.

"Kim seokjin?"
Aku menatap layar ponsel membaca pesan yang berisi.

"Mari kita bertemu lagi, aku merindukanmu. Ini aku, kim seokjin."

Aku tidak membalas pesannya, bagaimana aku bisa membalas yoongi masih terpaku didepan wajahku kali ini dengan sorot mata menyorot kedua mataku.

"Ckk dasar pria tidak tau malu, berani beraninya merindukan istri orang."
"Bagimana yn-ah, sepertinya aku ada saingan sekarang."
Aku tau yoongi mulai kesal lagi, aku hanya mematikan ponselku menaruhnya kedalam tas selempangku dan memegang tekuk lehernya dengan kedua tanganku. Mendekatkan wajahku padanya hingga aku menciumnya, yoongi membalasnya melumatnya dengan lembut dan penuh makna. Tentunya aku ingin memberi tau kalau aku hanya miliknya.

"Jangan berfikir seperti itu, dia hanya temanku yoon. Hatiku sepenuhnya milikmu. Ah tidak milik yoona juga."
Aku tersenyum dan dibalas kekehan kecil dari bibirnya.

********
~ Yoongi ~
"Mari kita bersaing kim seokjin! Aku tidak akan pernah melepas apa yang sudah menjadi milikku. Coba saja rebutlah dia maka kau akan mati!"
Yoongi hanya bergumam dalam hatinya. Tidak akan membiarkan wanitanya berpaling darinya kendati seokjin yang terang terangan bilang kalau dia merindukan istrinya, mungkin yn tidak tau kalau seokjin memendam perasaan untuknya tapi berbeda dengan yoongi. Untuk sesama pria dia sangat paham untuk urusan semacam ini.

~ min yn ~
"Kenapa dia datang lagi disaat aku sudah bahagia dengan keluargaku? Maaf seokjin-ah, aku harus bisa menjaga jarak denganmu. Aku tidak mau kehilangan yoongi. Aku mencintainya."
Tentunya kata kata itu hanya berucap didalam lubuk hatinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HI YOONGI ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang