Beberapa hari telah berlalu, semua berjalan lancar sebagaimana semestinya. Aku yoongi dan yoona bisa dikatakan cukup bahagia. Bisa kulihat dari sorot matanya bagaimana yoongi sangat mencintaiku, mungkin dia memang telah berubah menjadi semakin manis dan menunjukkan perasaannya terhadapku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Enak yoon? Makan yang banyak ya, aku suka melihat pipi bulatmu." Meledek yoongi yang sedang memakan makanan kesukaanya hal yang sangat lucu bagiku.
"Nanti aku gendut." Yoongi menghela nafas memberhentikan mulutnya yang sedang mengunyah.
"Gendut juga tidak apa apa, lucu." Ucapku terkekeh melihat ekspresi wajahnya.
"Tidak mau, nanti para wanita tidak ada yang menyukaiku." Yoongi berbicara sangat santai sampai membuatku menatapnya datar.
"Yasudah tidak usah makan, diet saja biar banyak wanita yang menyukaimu." Aku berdiri meraih makanan yang ada ditangannya bergegas menaruhnya dimeja dapur dekat kompor.
"Yaa kembalikan makananku, mau diapakan?" Yoongi berdiri merengek mengikutiku yang hendak membuka kulkas.
"Membuang makananmu." Menatapnya ketus setelah mendengar celotehannya, kesal saja mendengarnya.
"Aigooo, aku hanya bercanda sayang." Yoongi memeluk eratku dari belakang, dan kala itu juga aku mendengar banyak notifikasi dari ponselnya. Membuatku penasaran.
"Kemarikan ponselmu. Cepat" Rasa penasaran seorang wanita memang tidak pernah salah, aku melototinya kaget setelah melihat notifikasi dm pada instagramnya.
"Apa apaan ini min yoongi?!" Aku bertanya dengan sedikit menaikan nada bicaraku dengan wajah datar tak percaya didepannya.
"I-itu, tidak seperti yang kaulihat yn." Yoongi berusaha membela dirinya. Pintar sekali otakknya memang.
"Ckk.. lakukan apapun semaumu min yoongi!" Aku bergegas menaiki anak tangga menuju kamar setelah berhasil membanting jauh ponselnya sampai pecah berhamburan.
"Tidak, yn-ah tunggu dulu. Dengar penjelasanku." Yoongi dengan segera meraih pergelangan tanganku berusaha menghentikan langkahku agar bisa berhadapan dengannya.
"Lepaskan aku min yoongi!" Aku menghempaskan tangannya kencang, tapi tidak bisa. Tentu tenaga prianya lebih kuat dari tenagaku.
"Maafkan aku." Takut akan kesalahpahaman lebih berkelanjutan panjang, dia meraih tubuhku kedalam pelukannya dengan memelukku sangat erat.
"Lepaskan aku, pantas saja kau tidak bisa mengalihkan padanganmu dari ponselmu itu, ternyata kau berbalas pesan dengan wanita lain. Ckk menjijikan sekali!" Ketus memang celotehanku tapi itu sudah menjadi ciri khasku semenjak yoongi mengkhianatiku dulu.
"Aku hanya membalasnya 2x yn-ah, jangan salah paham, selebihnya aku berbalas pesan dengan CEO perusahaan lain dan semuanya pria, kau bisa melihatnya yn-ah" Yoongi mengusapkan wajahnya diceluk tekuk leher jenjangku.