34

352 24 0
                                    

"Kau merindukanku?"

"Oh ayolah yn kita kan bertemu setiap hari maksudku kita tidur seranjang kenapa kau merindukanku?"
Tanyanya memandang wajahku.

"Kau tidak mengerti yoon."

"Aku memang merasakan keberadaanmu saat malam tapi hanya beberapa jam saja apalagi mengobrol denganmu seperti ini susah sekali sekarang. Aku hanya bisa memandangi wajahmu sedang terlelap paginya saat aku bangun kau sudah berangkat."
Protesku pada yoongi sambil memperhatikan perutku

"Aku men-"

Asisten nya seperti tidak tau keadaan saja dia mengetuk pintu yoongi berulang kali seperti ingin memberitahukan sesuatu mungkin penting.

"Yoon, bicaralah dulu dengannya mungkin penting mengenai pekerjaanmu."
Ucapku tersenyum manis.

"Baiklah sebentar tunggu aku.."
Yoongi keluar ruangan menghampiri jimin berbincang beberapa lama belum juga kembali. Aku bosan.

Untuk pria yang sibuk ruangan ini bisa dibilang cukup rapih hanya ada beberapa berkas kertas yg menurutku berantakan dimeja dekat jendela, aku inisiatif membereskannya ingin mengurangi beban sedikit pada pria yang sudah 4 tahun bersamaku walaupun tidak berpengaruh besar.

Aku membereskan menumpuknya dan menatanya agar tersusun rapih disebelah laptopnya mengelap mejanya dengan kemoceng disebelah mejanya. Ia kembali min yoongi aku bisa mendengar seseorang membuka pintu ruangan.

"Yn-ah aku datang."
Kami saling memandang aku tersenyum melihatnya sampai beberapa detik kemudian ekspresi wajahnya berubah drastis.

"Yn apa yang sedang kau lakukan?"

"Kenapa kertasnya berpindah. Kau memindahkannya? Jawab aku!"
Dia membentakku min yoongi

"Kau tau. Kau menghancurkannya!" "Semua pekerjaanku!
Harusnya kau tidak memunculkan wajahmu dihadapanku sekarang!!"

Aku terdiam membisu tidak bisa membalas pertanyaannya
Hatiku seperti nyeri hanya membereskannya apa salah? Aku hanya ingin sedikit membantunya ternyata beda pendapat dari sudut pandangnya.

"K-kau membentakku yoon?"
Aku memandang wajahnya melihat sorot matanya yang terlihat kesal.

Sepertinya yoongi menyadari kesalahannya.

"Ti-tidak. Maafkan aku yn-ah bukan seperti itu maksudku."

"Aku tidak bermaksud membentakmu
Ia menghampiriku mengengam kedua tanganku."
Aku hanya mencoba tidak mengeluarkan air mataku dihadapannya

"Aku tau min yoongi, maafkan aku menghancurkan pekerjaanmu tapi aku tidak bermaksud membuatnya berantakan."

"Aku hanya.."
"Ingin membantumu membereskannya kupikir kertas kertas ini tidak terpakai."
Aku mencoba tidak menangis. Tapi
Tubuhku bergetar baru kali ini dia meneriakiku seperti itu membentakku menaikan suaranya dihadapanku.

"Y-yn maafkan aku ya."

"Sungguh.. aku tidak bermaksud membentakmu. kertas itu berkas penting untuk pemotretanku selanjutnya aku sedang menyusunya sesuai jadwal, maafkan aku ya yn-ah."
Ia meraih kedua pipiku menangkupnya agar menghadap sejajar dengan wajahnya menelisik disetiap kedua sorot mataku yang memberitahunya bahwa aku terluka diperlakukan seperti itu.

"Tidak apa apaa yoon, aku yang salah sembarangan menyentuh barang barangmu. Maafkan aku yaa?"
Sepertinya tangisku akan pecah beberapa menit lagi. Aku harus pergi sebelum itu terjadi. Sial! Padahal aku sangat merindukannya.

"Yoon, sepertinya sudah hampir sore aku pulang sekarang yaa."
Sampai bertemu lagi nanti dirumah.
Aku memandang wajahnya hanya tersenyum mencoba melewatinya dengan sisa ketegaranku, Sebelum dia mengenggam tanganku dan benar benar memelukku sangat erat.

"Tidak yn-ah maafkan aku sekali lagi,"

"Maaf aku membentakmu, jangan tinggalkan aku disini aku membutuhkanmu. Maaf aku salah meninggikan suaraku padamu."
Dia seperti menangis suaranya berubah terdengar sangat sayu, aku bisa merasakan yoongi memeluk erat pinggangku dan menghirup leherku.

"Tidak apa apa yoon aku yang salah tidak menanyakan padamu dulu sebelum aku membereskannya itu kan "sangat" penting untukmu."
Ucapku mengelus pundaknya.

"Bagaimanapun aku tetap salah menegormu seperti itu membetak wanitaku seperti itu, aku sudah sangat keterlaluan yn tolong maafkan aku."
Yoongi bersikap dewasa hanya saja saat ini dia sedang sangat lelah dengan pekerjaannya hingga sangat sensitif

"Aku sudah memafkanmu yoon, sudahlah tidak apa apa aku baik baik saja, kau bisa percaya padaku?"
Tanyaku melepas pelukannya dan menatap matanya dalam.

"Jinja-yo? Kau memafkanku?"

"Jangan pulang yn-ah tetaplah disini bersamaku temani aku yaa. Kita bisa pulang bersama setelah ini, humm bagaimana kalau setelah ini kita membeli makanan kau sedang menginginkan apa sekarang yn-ah?"
Tanyanya padaku sambil tersenyum sayu, aku bisa melihat bagaimana dia sangat merasa bersalah sudah meneriakiku.

"Apa ya? Aku sedang ingin teokbokki dan jajangmyeon boleh tidak?"
Tanyaku memiringkan pala menanyakan padanya.

"Boleh, untuk teokbokki tapi sepertinya tidak untuk jajangmyeon. Kau harus mengerti itu untuk bayi kita sayang."
Dia mengelus kepalaku dengan lembut memberikan pengertian dengan selembut mungkin agar tidak membuatku menangis lagi.

"Baiklah kalau gitu teokbokki dan es krim vanilla, boleh kan?"
Jawabku mengengam ujung kaosnya

Dia terkekeh sambil tersenyum melihatku.

"Iya boleh sayang sebentar lagi ya aku hampir selesai tidak akan lama aku berjanji.:

"Tapi yoon, bagaimana itu? Maksudku kertas pekerjaanmu."
Aku membuka suara dengan ragu.

"Hmm, tidak apa apaa aku hanya harus meminta berkas itu lagi pada jimin semoga dia masih menyimpannya."
Dia menjawabku dan memberikan senyum gummy smile nya.

Yoongi menuntunku duduk lagi disofa menyuruhku merebahkan diriku agar badanku tidak pegal sembari menunggunya, saat dia berdiri aku mengengam tangannya sambil tersenyum.

"Terimakasih sudah memperhatikanku yoon."

"Apa yang kau bicarakan yn, kau ada istriku aku mencintaimu tidak usah berterimakasih lagi seperti itu padaku."

Yoongi yang tiba tiba duduk berjejeran dihadapanku memegang tekuk leherku mendekatkan wajahnya dan sudah dipastikan aku bisa merasakan bibirnya menempel pada bibirku, bukan hanya itu dia melumatnya dengan lembut. Aku tidak munafik aku membalas lumatan itu sambil terkadang meremas rambutnya halus. Aku membiarkannya bermain didalam sana dengan lidahnya menyalurkan rasa keriduanku padanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HI YOONGI ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang