63

241 11 0
                                    

* Sementara itu di perusahaan *

"Jimin-ah, kenapa sepi sekali?"
Seokjin membuka suaranya menghampiri jimin yang sedang duduk sambil bermain telfon gengamnya.

"Ah, seokjin hyung. Sudah selesai?"
Jimin sang empunya namapun menoleh ketika mendengar namanya terpanggil.

"Sudah jim, kemana model lainnya?"
Gumam seokjin sambil menolehkan kepalanya seperti sedang mencari-cari seseorang.

"Model? Mereka disana hyung."
Ujar jimin menunjuk para model yang sedang berlalu-lalang distudio foto kala itu.

"Maksudku, min yoongi dan yn. Dimana mereka? Aku tidak melihatnya."

"Ahh yoongi hyung, sedang berlibur bersama istri dan anaknya. Barusan aku menelfon mereka."
Gumam jimin yang dibalas anggukan oleh seokjin teman sekaligus seniornya semasa sekolah.

"Hmm. Begitukah"

"Hyung, boleh aku bertanya?"
Ucap jimin membenarkan posisi duduknya jadi semakin dekat dan seperti ingin mempertanyakan sesuatu yang serius.

"Apa itu jim? Tanyakan saja."
Seokjin membalas dengan menarik bangku disebelah jimin dan berduduk santai disana, sembari memesan minuman hangat kesukaannya.

"Apa kau sudah kenal lama dengan yn? Maksudku istri yoongi hyung?"

"Kenapa tiba-tiba sekali penasaran soal kedekatanku dan yn?"
Seokjin menyilangkan kedua tangannya didada sambil menghela nafas perlahan.

"Hanya penasaran, sepertinya kalian sangat dekat."

"Memang, kami sangat dekat."

"Sedekat apa hyung?"

"Eiiy anak kecil ini penasaran sekali sih, kenapa memangnya?"
Kekehan lucu keluar dari mulut kim seokjin, kala temannya sudah mulai mempertanyakan perihal kedekatannya dengan yn.

"Hyuuungg, anak kecil ini sudah punya anak kecil tau."
Tampaknya simata sipit jimin tidak terima dengan perkataannya teman disebelahnya, nyatanya memang jimin lebih unggul kalau tentang percintaan dibanding seokjin yang lebih tua darinya.

"Haha Mianhae jimin-ah, jangan marah aku kan hanya bercanda."
Kekehan seokjin semakin menjadi melihat teman sebelahnya mengerutu akibat perkataan isengnya.

"Aku memaafkanmu kalau kau menjawab pertanyaanku hyung."

"Tidak mau, aku tidak mau jawab."
Ledek seokjin menjawab jimin dengan mulut cengegesan disertai kekehan lucunya

"Jinjaaa, hyunggggg Jebal."
Gumam jimin mulai frustasi dengan segelintir pertanyaan yang ada dipuncak kepalanya.

"Aku sangat dekat dengannya. Dulu, sebelum dia menikah dengan hyungmu itu, Aku-"

"Aku mencintainya."
Tegas kim seokjin dengan helaan nafas berat

"Mwo?! Kau apa? Mencintai siapa?"
Pernyataan seokjin sukses besar membuat jimin membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna, sambil membuka mulut lebarnya.

"Mencintaimu park jimin, ya menurutmu siapa lagi. Aku masih normal. Aku mencintai noona-mu, Kim yn."

"Kau gila hyung?" Sekarang gantian jimin yang berhasil membuat seokjin melototkan matanya seram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau gila hyung?"
Sekarang gantian jimin yang berhasil membuat seokjin melototkan matanya seram.

"Yaa! Park jimin, kau mengataiku gila barusan? Berani sekali."

"Maaf hyung, keceplosan."

"Mau bertanya apa lagi?"
Seokjin menyauti jimin dengan memutar kedua bola matanya malas.

"Apa yoongi hyung tau, kau mencintai istrinya?"
Jimin mengusap dahinya frustasi padahal semuanya tidak ada sangkut pautnya dengannya, memang dasar park jimin.

"Aku tidak tau yoongi tau atau tidak, tapi yn tau aku mencintainya."

"Kau memberitahunya?"
Jimin bertanya tanpa beban pada seokjin, seakan sangat ingin tau apa yang sedang terjadi.

"Iya, semalam aku memberitahunya."
Sahut seokjin sambil menengguk minuman hangatnya, masih dengan wajah tampannya yang tidak terkalahkan.

"Lalu yn bilang apa hyung?"

"Bukan urusanmu, cukup sampai disini saja aku memberitahumu. Selebihnya kau bisa lihat sendiri nanti park jimin."

"Hyung, tega sekali."
Rengekan bak anak kecil kembali terdengar dari suara khas berat jimin sore itu.

"Masa bodo, yang pasti. Aku akan berada dibelakang yn setelah min yoongi. Kalau dia membutuhkanku, aku akan langsung datang padanya. Kalau tentang min yoongi, aku tidak peduli."
Gumam seokjin dengan membenarkan jaketnya yang sedikit berantakan.

"Wah persaingan macam apa ini, membuatku pusing saja."

"Kenapa kau pusing? Semua ini tidak ada sangkut pautnya denganmu kan jimin-ah?"

"Ada, aku kan sudah menganggap mereka keluargaku, sedangkan hyung ini temanku. Jadi serba salah."

"Siapa suruh kau menanyakan hal seperti ini padaku, dasar pendek."

"Hyung! Pendek-pendek gini aku sudah punya anak tau."

"Iya-iya, ya sudah aku mau pulang. Tidak ada yn disini, aku bosan lagipula pekerjaanku sudah selesai."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HI YOONGI ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang