58

250 16 0
                                    

"Sudah yoon?"
Aku bertanya dengan yoongi yang masih sibuk merapihkan celana jeans dan kaos serta jaketnya yang berantakan berceran dilantai.

"Sudah, kau sudah?"
Tentu saja sudah, aku bahkan sudah bercermin sejak 15 menit lalu sebelum yoongi masih membaringkan badannya disofa tempat kami beradengan panas tadi.

"Aku sudah yoon, aku lelah."
Menpoutkan bibirku dihadapannya membuatnya terkekeh lucu dengan deretan gigi putihnya yang rapih.

  Baru saja kami melangkahkan kaki keluar ruangan dan membuka pintu, pintu itu terdorong lebih dulu menampakkan seorang pria pendek permata sipit.

"Kalian sedang apa didalam?"
Tanya nya dengan penasaran, bertanya seolah sok kenal seakan tak merasa bersalah dengan sikapnya kemarin.

"Bukan urusanmu"
Tentu saja itu suaraku menangapi ketus jawaban atas sebuah pertanyaan penasarannya.

"Noona, kau masih marah ya?"
Aku dan park jimin memang berbeda setahun, aku lebih tua darinya dan jimin memang seharusnya memanggilku dengan sebutan Noona, tapi hanya jarang sekali disaat tertentu seperti ini.

"Pikir saja dengan otakmu."
Menyenderkan tubuhku didinding dekat dengan pintu ruangan tempat yoongi menyembunyikan bungkus rokoknya tadi, tanpa sengaja rambutku berkibas terkena angin kebelakang memperlihatkan bagian dadaku dengan sebuah tanda kissmark disana.

"I-itu apa?"
Polos sekali jimin menunjuk bagian dadaku dan bertanya seperti itu, padahal dia juga sudah punya anak dan pasti mengerti hal itu.

"Apa yang kau lihat?"Yoongi membuka suara menepis tangan park jimin dengan sorot tatap mata yang datar dan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lihat?"
Yoongi membuka suara menepis tangan park jimin dengan sorot tatap mata yang datar dan dingin

"Ah maafkan aku hyung, aku tidak sengaja melihatnya. Apa kalian baru melakukan itu didalam ruangan tadi?"
Jimin terus saja penasaran dan bertanya dengan mulut terbukanya itu.

"Kalau iya kenapa? Bukan urusanmu."
Aku menyenderkan kepalaku dibahu yoongi disebelahku guna sedikit menopang tubuhku yang sudah kehabisan tenaga dibuatnya.

"Park jimin, kau sudah punya keyra kan? Harusnya kau mengerti tidak usah bertanya hal yang tidak penting seperti itu. Lebih baik urusi saja jadwal padatku dari pada terus memperhatikan aku dan istriku."
Helaan nafas yoongi menghentikan pembicaraanya pada asistennya itu.

"Maaf, aku hanya bertanya."
Jimin tertunduk sedih dengan jawaban tegas yang didengar dari model sekaligus temannya.

"Dan kami hanya menjawab." Jawabanku yang singkat membuatnya menoleh menatapku.

"Kita pergi dari sini? Mau kemana habis ini yn-ah?"
Yoongi mengaitkan jari jemarinya pada tanganku, mengajaku pergi dari tempat yang dipenuhi staff dan model itu.

"Yoon, aku mau es krim."
Aku memberhentikan langkah kami guna memberitahu yoongi apa yang aku inginkan sekarang, bukankah membeli es krim hal sederhana yang tidak sulit ?

HI YOONGI ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang