“Jadi cewek itu harus selalu berani dan jangan pernah ngeluh, kadang kala seorang cewek jiwanya harus dituntut lebih kuat daripada cowok.”
– Raygan Antariksa –
“Kadang kala bersekutu dengan musuh itu dibutuhkan saat keadaan genting.”
– Kenzo Domani –
°
°
°Sinar mentari pagi yang menembus korden sebuah kamar akhirnya membuat penghuninya terbangun dari tidur panjangnya.
Melody mengucek matanya yang masih terasa berat untuk terbuka. Namun dengan langkah pasti ia menuju ke arah kamar mandi karena sudah waktunya bersiap-siap menuju ke sekolah.
Tok tok tok
Pintu kamar Melody diketuk dari luar saat ia sedang memakai dasinya.
“Melody, turun sayang,” ucap Kirana.
“Iya bun sebentar.”
“Cepet ya, udah ditunggu Rangga dibawah.”
Ha?
“Melody,” panggil Kirana lagi karena tidak mendapat respon dari dalam.
“Ah iya bun.”
Tidak ada sahutan dari luar berarti Kirana sudah meninggalkan kamar Melody.
Laki-laki itu ternyata serius dengan perkataannya semalam? Batin Melody bertanya-tanya.
Dengan langkah kilat, Melody menuruni tangga untuk memastikan perkataan bundanya. Ia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa laki-laki itu memang datang menjemputnya. Intinya Melody tidak ingin makan hati lagi akibat berharap terlalu tinggi.
Sesuai dengan apa yang dikatakan bundanya, Raygan memang sedang menunggunya di ruang tamu. Bahkan laki-laki itu terlihat bersenda gurau dengan papanya.
“Melody, ngapain kamu masih berdiri disini?” Tanya Kirana saat melihat Melody masih mematung diundakan tangga terakhir.
“Lah bunda ngapain bawa nasi goreng?” Tanya Melody balik saat ia melihat Kirana membawa nampan yang berisi dua piring nasi goreng.
“Buat Ranggalah,” jawab Kirana lalu meninggalkan Melody dan menuju ke arah ruang tamu.
Melody kemudian mengikuti langkah Kirana seperti anak ayam.
“Nah itu Melody,” ucap Ridwan saat melihat Melody berjalan dibelakang Kirana.
“Iya pa, tadi disuruh turun malah ngelamun di tangga,” jelas Kirana yang membuat gelak tawa dari yang lainnya. Raygan yang biasanya jarang tertawa pun juga ikut larut dalam suasana tersebut, walaupun hanya dengan sebuah senyuman.
Melody yang melihat Raygan tersenyum pun mendelik kesal. Rasanya sangat menjengkelkan saat seseorang tertawa diatas penderitaan orang lain.
“Ini nak sarapan buat kamu,” ucap Kirana sambil menggeser piring berisi nasi goreng ke depan Raygan.
“Tidak usah repot-repot,” tolak Raygan halus.
“Repot darimananya lagipula dulu juga sering sarapan disini,” ucap Melody.
“Hush.” Kirana menyenggol lengan Melody untuk memperingatkan putrinya itu.
“Udah nak Rangga jangan ditanggepin apa kata Melody, silahkan dimakan keburu dingin,” ucap Ridwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debu Antariksa (END)
Teen Fiction"Makasih buat kamu yang datang seperti batu dan hilang seperti debu." - Melody Nareswari - ------ Bagaimana jika seseorang yang kau cintai tiba-tiba menghilang tanpa kau ketahui penyebabnya?. Sakit bukan?. "Bukan sakit tapi lebih kepada kecewa." Kal...