Chapter 35. Ancaman

502 48 14
                                    

Vote nya guyss!!

Sorry kalau masih ada typo.

PERINGATAN!! DI CHAPTER INI ADA ADEGAN DAN KATA-KATA YANG TIDAK PATUT DITIRU, KHUSUSNYA YANG MASIH DI BAWAH UMUR. JADI DI SKIP AJA KALAU NGGAK MAU DOSA PIKIRAN.

Happy reading😘

🍃

“Kata takut itu nggak pernah ada di kamus hidup gue. Menyakiti adalah hoby gue dan tersakiti adalah untuk para korban gue.”

- Raygan Antariksa -

🍃

Raygan telah sampai di pelataran mansion mantan orang tuanya. Bagi kalian pasti penyebutan Raygan terhadap orang tuanya adalah hal yang salah. Mau bagaimanapun perangai mereka, mereka tetaplah menduduki predikat sebagai orang tua kandung. Karena pada dasarnya tidak ada istilah untuk mantan anak maupun mantan orang tua.

Tapi sudahlah, Raygan tetaplah Raygan. Sekeras kepala Rangga, maka diatas itu masih ada Raygan. Dua bersaudara yang memiliki sifat yang berbeda.

Jika Rangga mungkin bisa dikatakan setara dalam memperlakukan orang lain, beda lagi dengan Raygan yang lebih membeda-bedakan. Bahkan bisa dihitung jari, siapa yang ia perlakukan dengan baik. Apalagi kepada musuhnya, ia akan menjadi bengis dan siap menerjang mereka kapan saja.

Sehabis dari gudang tempat penyekapan Rangga, Raygan lebih memilih kembali ke mansion itu dan setelahnya ia akan keluar lagi ke tempat biasa yang sering ia kunjungi saat berada di negeri sana. Mana mungkin ia tinggal lebih lama di mansion itu, melihat orang tuanya saja ia tidak sudi. Jikalau tidak karena rencana balas dendamnya, ia tidak akan jauh-jauh kesini.

“Dari siapa kamu dapat motor itu? Dan kemana mobil kamu?” Tanya Jaya saat melihat Raygan baru saja memakirkan bekas motor Alex yang sekarang sudah menjadi miliknya di garasi milik keluarga Antariksa.

Raygan tidak menjawabnya, ia memilih melewati Jaya yang sudah menatapnya tajam. Jika Jaya memiliki tatapan tajam, itupun juga diturunkan kepada putra-putranya. Namun sekali lagi, diatas semua itu masih ada Raygan yang memiliki tatapan yang lebih tajam dari Jaya dan Rangga.

Jaya mengikuti langkah sang anak yang menuju ke kamarnya. Raygan yang diikuti seperti itupun risih dan membalikkan badannya untuk berhadapan dengan Jaya.

“Kenapa anda mengikuti saya?”

“Papa nggak akan berhenti ngikutin kamu, sebelum kamu jawab pertanyaan papa sebelumnya.”

Huh

Napas kesal dan lelah Raygan kini beradu menjadi satu, “Saya jual mobil itu dan kemudian hasil penjualannya saya belikan motor itu,” jawab Raygan berbohong.

Jaya menaikkan sebelah alisnya, “Sejak kapan kamu suka motor? Bukankah dulu kamu yang minta untuk dibelikan mobil.”

'Cih, anak manja minta mobil ternyata langsung dibelikan,' batin Raygan.

“Udah muak sama mobil itu,” ucap Raygan kemudian melanjutkan perjalanannya lagi menuju kamarnya meninggalkan Jaya di ruang tengah.

“Pa ada apa?” Tanya Citra yang datang dari arah dapur.

“Dia berubah,” jawab singkat Jaya kemudian berlalu dari hadapan sang istri.

Citra menatap kepergian sang suami dengan tatapan sendu. Tidak! Ia harus semangat mulai saat ini, Rangga putranya pasti akan kembali seperti dulu lagi dan menjadi pribadi yang selalu ia banggakan. Lebih baik ia melanjutkan aktivitas di dapurnya tadi untuk menyiapkan makanan kesukaan Rangga putranya.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang