Chapter 4. Mencoba Menjauh

1.5K 112 0
                                    

"Jika cinta adalah buku cerita, kita akan bertemu dihalaman pertama"

💜💜💜



Melody berjalan lunglai menuruni anak tangga dirumahnya. Sepertinya ia tidak sanggup lagi untuk bertatapan muka dengan Rangga setelah kejadian kemarin. Ya, saat Rangga memang benar-benar tidak merasakan kehadiran cinta seorang Melody dan tadi malam Melody pun menangis dibawah selimut tebalnya alhasil sekarang matanya menjadi sembab.

"Selamat pagi" sapa Melody kepada Papa dan kakaknya yang sudah berada meja makan.

"Pagi dedek gemez" ledek Faiz.

"Pagi sayang" sapa balik Ridwan.

"Itu kenapa matanya sembab abis nangis kan hayo ngaku" ucap Faiz saat melihat mata Melody yang sembab. Ridwan pun menoleh kearah putrinya itu, "Iya Mel, kamu habis nangis?" tanya Papanya.

"Ih apaan sih, masa udah gede gini masih nangis-nangis aja, enggak kok tadi malam Melody begadang nonton oppa Jungkook" elak Melody.

"Uh jadi pengen nyulik oppa Jungkook terus langsung dibawa ke KUA" sambung Melody.

"Ah masa, kakak nggak percaya tuh, biasanya kalo ada 'kok' nya berarti boong"

"Udah-udah jangan ribut, cepet sarapan nanti pada telat!" Perintah Kirana saat membawa nampan berisi roti tawar dari dapur. "Oh iya Melody sayang, Rangga nggak kesini buat jemput kamu ke sekolah?" tanya Bundanya.

Melody pun menggeleng, "Melody nggak tahu, Rangga juga nggak ngabarin." Sebenarnya Melody sudah tidak ingin membahas Rangga untuk saat ini.

"Kakak tahu pasti Rangga selingkuh kan makanya kamu semalaman nangis dibawah selimut" Ucap Faiz sambil menaik turunkan alisnya.

Melody langsung menatap horror kakaknya itu bagaimana bisa kakaknya tahu kejadian yang sebenarnya yah walaupun ada typo di kata 'selingkuh', wah jangan-jangan kakaknya naruh CCTV di kamarnya.

"Diem berarti iya" goda Faiz.

"Ih Papa, Bunda liat kakak nyebelin" rengek Melody.

"Papa sudah dibikin pusing sama kelakuan kalian pagi-pagi gini, ya sudah Faiz antar adik kamu ke sekolah mungkin nak Rangga kesiangan makanya nggak sempet buat jemput Melody" putus Ridwan.

"Iyadeh nanti biar Melody Faiz anter sekalian ke kampus." Memang sekarang Faiz menempuh jenjang S1-nya disalah satu universitas di Jakarta.

Tak butuh waktu lama akhirnya mobil yang dikendari Faiz telah sampai didepan gerbang SMA Galaksi.

"Melody turun dulu, Assalamu'alaikum" ucap Melody sambil mencium tangan kakaknya.

"Iya, Waalaikumsalam, belajar yang rajin jangan malu-maluin kakak kamu yang ganteng ini"

"Bodo!"

Melody pun turun dari mobil kakaknya dan langsung berjalan menuju ke kelasnya. Saat telah sampai dikelasnya mata Melody menangkap seseorang yang ingin sekali ia peluk.

"Bebeb Kumala gue mau peluk" Kumala yang sedang membaca sebuah novel pun mendongakkan kepalanya.

"Ih apaan sih, kita bukan teletabis" Melody tak menghiraukan ucapan sang sahabat, ia pun langsung memeluk sahabatnya itu.

"Lo kenapa sih Mel?" tanya Kumala yang mendapat gelengan dari Melody. "Udah sini duduk Mel, malu tahu diliatin yang lain"

"Oh jadi gue malu-maluin"

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang