Chapter 59. Tinggal Kenangan

958 37 7
                                    

“Cinta kedua dan ketiga akan menjadi selamanya. Sedangkan cinta pertama akan tetap menjadi cinta pertama.”

– Debu Antariksa –

°
°
°

Melody menaburkan bunga di atas gundukan tanah didepannya. Ia memegang nisan yang tertancap di atas gundukan itu. Lalu berdo'a agar jiwa yang ia datangi hari ini bisa tenang di alam sana.

“Sudah selesai?”

Melody mengangguk lalu mengikuti langkah kaki didepannya. Di dalam mobil Melody memangku bunga Daisy yang hendak ia berikan kepada seseorang.

“Apa perasaan kamu udah lebih baik?” Tanya Rangga sambil menyetir.

“Sepertinya begitu,” ucap Melody.

“Semuanya butuh waktu untuk mengikhlaskan.”

“Aku tahu.”

Melody memalingkan wajahnya ke kaca mobil sampingnya sambil menikmati pemandangan langit biru yang begitu indah di atas sana.

“Kamu mau ikut ke dalam atau gak?” Tanya Melody saat sudah sampai di tempat tujuan.

“Aku ikut.”

Melody dan Rangga pun berjalan beriringan menuju ke salah satu ruang perawatan di rumah sakit itu.

Ceklek

Saat Melody dan Rangga masuk, penghuni dari kamar itu ternyata sedang asik bermain ponsel yang baru saja dibelikan untuknya.

“Udah aku bilang kan jangan sering main ponsel, kamu itu belum sembuh total,” ucap Melody sambil merebut ponsel itu.

“Yah,” desahnya kecewa.

Melody tidak peduli dengan kekecewaan orang itu. Ia memilih untuk mengganti bunga Daisy diruang itu dengan bunga Daisy yang baru saja ia beli.

“Padahal yang kemarin juga belum layu,” ucapnya saat melihat Melody membuang bunga Daisy yang kemarin.

“Lebih baik diganti setiap hari supaya tambah segar,” jawab Melody sambil merapikan rangkaian bunga Daisy nya.

Rangga tersenyum melihat interaksi keduanya lalu mendekat ke arah orang itu.

“Gimana keadaan kakak?” Tanya Rangga.

“Sudah lebih baik,” jawab Raygan.

“Yaudah kakak istirahat dulu, aku keluar dulu cari angin,” ucap Rangga lalu keluar dari ruangan itu.

Raygan menarik pinggang Melody agar duduk di ranjang rumah sakitnya.

“Kenapa hm?” Tanya Melody sambil mengusap kepala Raygan yang masih dibungkus perban.

“Tadi kamu udah kesana?”

Melody mengangguk.

“Makasih ya,” ucap Raygan.

“Atas?”

“Kamu udah mau berkunjung ke makamnya.”

“Gak papa, kan kamu belum sembuh total, nanti kalau kamu udah sembuh kita kesana sama-sama.”

Raygan mengangguk, “Huft, aku hanya menyesal karena gak ada disaat-saat terakhirnya. Bahkan di pertemuan terakhir kami, aku malah ngomong kasar ke dia.”

“Jangan bilang gitu lagi, cukup kamu berdo'a untuk Pak Liam.”

“Dia pasti marah karena punya anak asuh yang sama sekali gak menghargainya.”

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang