Chapter 13. Pengakuan

1K 75 4
                                    

Assalamu'alaikum..
Selamat menjalankan ibadah puasa ya, bagi yang menjalankan. 😘
Semoga ibadahnya berkah dan selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT.

Akhirnya aku kembali buat nge update “Debu Antariksa”.. Thanks buat yang udah baca dan jangan lupa buat vote ya.. Maaf kalo masih ada typo yang bertebaran..

Terima kasih😘

Selamat membaca😄

🍁🍁🍁

“Cinta terjadi begitu singkat, namun melupakan memakan waktu begitu lama” - Pablo Neruda

💜💜💜

Makan malam antara dua keluarga itu nampak hening hanya suara sendok dan garpu yang mendominasi. Akhirnya acara makan malam itu telah usai dan mereka berpindah dari meja makan ke ruang tamu mansion itu.

“Melody sayang, gimana sekolah kamu?” tanya Citra.

“Baik-baik aja tante”

“Alhamdulilah kalau begitu, oh iya sekarang waktunya kita membahas soal masa depan Rangga dan Melody” ucap Citra yang langsung membuat Rangga dan Melody menoleh ke arahnya.

“Maaf tante Melody belum siap, Melody kan masih SMA” ucap Melody tiba-tiba yang langsung mendapat tatapan heran oleh para orang tua.

“Loh emang kamu masih SMA hal itu kan bakal kamu jalankan setelah lulus nanti” Ridwan—Papa Melody—mulai bersuara.

“Tapi Melody kan belum siap Pa buat ngelaksanain hal itu” ucap Melody sambil menunduk.

“Iya sayang Mama ngerti tapi nanti setelah lulus siap nggak siap kamu harus selalu siap” ucap Kirana—Mama Melody.

“Tapi Ma, ini urusan batin” ucap Melody sambil menatap sendu Mamanya.

“Tapi kan hal itu memang sudah menjadi kodrat kita sebagai manusia untuk mencari ilmu setinggi-tingginya” ucap Citra.

‘Ha? Ilmu?’ Batin Melody tengah berperang untuk memahami arah pembicaraan ini yang entah sejak kapan menjadi intens bahkan Rangga saja terlihat acuh sepertinya ia tak berniat untuk mengucapkan sepatah kata apapun, atau jangan-jangan dia sudah mengetahui semuanya?.

‘Dasar Rangga, maunya cuma cari untung’ Batin Melody sambil menatap kearah Rangga, sementara yang ditatap hanya menaikkan sebelas alisnya seolah berkata ‘Apa?’

“Sejujurnya mental Melody belum siap untuk jadi isterinya Rangga, jadi tolong ngertiin Melody” ucap Melody menunduk takut sambil memilin ujung rok nya. Sebenarnya ia tak mau menolak permintaan orang tuanya tapi kan ini bukan seperti novel-novel yang saat SMA sudah dijodohkan oleh orang tuanya lagipula ini kan bukan jamannya Siti Nurbaya.

“hahahahahaha” sontak saja yang lainnya tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Melody. Kecuali Rangga, Melody, dan Faiz tentunya mereka sepertinya masih mencerna arah pembicaraan ini.

“Ridwan, putri kamu ternyata polos sekali” ucap Jaya—papa Rangga—kepada Papa Melody.

“Gini sayang biar tante Citra jelasin, sebenarnya suami tante ngundang keluarga kamu buat makan malam dirumah kami untuk membahas soal kelanjutan pendidikan kamu dan Rangga maksudnya kalian berdua mau ke univ mana, lagian makan malam ini kan sekaligus untuk memperkuat silaturahmi antar keluarga kita” jelas Mama Rangga panjang lebar.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang