Chapter 32. Berjuang : Usaha Untuk Bersamamu

505 44 7
                                    

Vote dan komennya ramein guyss!!

Sorry kalo masih ada bertebaran

Happy reading😘

🍃

"Sakit adalah dasar dari rasa kuat. Semakin sakit yang kau rasakan semakin besar pula jiwa kuatmu untuk bertumbuh."

- Debu Antariksa -

🍃

Melody masih menatap Rangga yang juga sedang menatapnya lalu melangkah maju sedikit demi sedikit untuk berdiri tepat dihadapan Rangga. Langkahnya terhenti saat ujung sepatunya dan ujung sepatu Rangga hanya berjarak satu jengkal saja.

Melody mendongak dan Rangga menunduk dan pada saat itulah tatapan mereka beradu.

Melody menyelami bola mata Rangga, begitupun sebaliknya. Mereka tidak sadar bahwasanya mata mereka menjadi panas akibat tidak berkedip selama beberapa menit. Rasa panas itu berubah menjadi rasa yang sulit diartikan bagi Rangga.

Deg

Deg

Deg

Jantung keduanya beradu bak lari maraton berkilo-kilo meter. Sepertinya mereka sedang berkompetisi untuk memenangkan lomba detak jantung tercepat.

Namun salah satu dari keduanya sadar apa yang telah ia lakukan barusan. Rangga mengedipkan matanya tanda bahwa ia ingin menyudahi tatapan itu yang menurutnya begitu menguras kerja jantungnya.

Melody ikut berkedip lalu tangannya perlahan naik ke atas dan menyentuh permukaan wajah Rangga dari pipi lalu turun ke ujung bibir Rangga yang sudah dipenuhi luka pukulan dari Ken.

Rangga hanya terdiam menikmati tangan halus yang menerpa wajahnya. Tapi singa-singa didalam dirinya hadir kembali dan merangsangnya untuk segera kembali ke dunia nyata.

Melody kaget saat tangannya disentak oleh Rangga. Apakah begitu jijiknya Rangga hingga dia tidak ingin disentuh Melody?.

Rangga bersiap berbalik namun tangannya dicekal oleh Melody dan ditarik oleh tubuh mungil Melody menuju ke suatu tempat.

Entah kenapa kali ini Rangga begitu penurut dengan gadis lancang yang dengan beraninya menarik tangannya ini. Ia sekarang sudah mirip seperti anak anjing yang penurut terhadap majikannya. Mungkin karena lelah menghadapi drama tadi akhinya ia menurut saja, pikir Rangga.

Melody ternyata membawa Rangga ke UKS dan mengarahkannya untuk duduk di tepi salah satu brankar disana.

"Loh kok kesini!" protes Rangga saat melihat Melody yang sedang mencari kotak P3K.

Melody berjalan ke arah Rangga dan duduk disampingnya setelah menemukan apa yang ia cari tanpa menggubris perkataan Rangga.

"Lo bisu ya---AAAWW" ringis Rangga yang lebih terdengar seperti berteriak kaget.

"Lo kalo mau ngobatin ngomong dulu!" protes Rangga lagi.

Lagi dan lagi ia dikacangin oleh gadis yang sibuk mengobatinya ini, "Fiks, lo emang bisu...aww pelan-pelan."

"Makanya jangan gerak-gerak!" jawab Melody.

"Iya-iya."

Fiks, gue kek anak anjing penurut. Batin Rangga.

"Kenapa lo percaya sama gue?" tanya Rangga tiba-tiba.

"Apa kamu belum paham juga?" tanya balik Melody namun konsentrasinya masih terfokus kepada luka-luka di wajah pemuda didepannya ini.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang