Chapter 7. True Love

1.2K 97 0
                                    

Sebelum mulai membaca jangan lupa untuk vote, comment, dan share....

Sorry kalau masih ada typo yang bertebaran✌

Inget ya klik ikon ☆ di pojok kiri bawah..

👇

👇

👇

gratis kok tidak dipungut biaya😆..

Selamat membaca ^_^   💜💜

~~~~~~~

"Cinta sejati tak selalu berjalan mulus" - William Shakespeare

💜💜💜

Kring.. kring..

"WAH, AKHIRNYA!!"

Teriak seluruh penghuni kelas XI MIPA 6 saat mendengar bel istirahat berbunyi.

"Baiklah anak-anak sekian dulu pelajaran dari saya, sekarang kalian bisa istirahat" ucap Bu Sri --guru Fisika-- lalu meninggalalkan kelas XI MIPA 6.

"Kuy kantin" ajak Kumala

"Asiap kuy kuy" jawab Melody sambil menarik lengan Kumala.

Setelah memesan 1 mangkuk bakso dan 2 es jeruk, Melody dan Kumala pun duduk di meja kantin langganannya, apalagi kalau bukan meja yang berbatas langsung dengan tembok, biasalah biar asik buat bahan sandaran.

Kenapa cuma 1 mangkuk bakso, sebab yang memesan bakso hanya Kumala saja sedangkan Melody memilih memakan bekalnya tadi yaitu 2 potong sandwich.

"Lo yakin bisa kenyang cuma makan gituan?" Tanya Kumala

"Ini udah lebih dari cukup buat gue" jawab Melody sambil menggigit ujung sandwich nya.

"Okelah terserah lo, huh huh panas tapi enak" ucap Kumala sambil menyeruput kuah baksonya, namun karena rambut panjang Kumala yang hari itu tidak ia kucir alhasil rambutnya yang depan mendarat mulus ke arah baksonya karena Kumala makan sambil sedikit menundukkan kepalanya.

"Risih gue liat, emangnya lo nggak bawa kuciran liat rambut lo kena kuahnya" uca Melody dengan sedikit sebal.

"Bawa dong, ada di kantong rok gue" ucap Kumala saat mulutnya penuh dengan pentol bakso.

"Lagian kenapa sih hari ini nggak dikucir, biasanya juga dikucir atau jangan lo mau meletin cowok-cowok disini dengan mahkota indah lo"

Memang rambut Kumala hitam lurus pokoknya udah kaya artis Sandra Dewi. Tapi sehari-hari ia kucir katanya sih gerah kalau di gerai. Hampir sama dengan Melody yang setiap harinya selalu ia kucir. Namun hari ini entah ada setan apa yang membuat Kumala menggerai rambutnya.

"Apa hubungannya rambut indah gue sama meletin cowok disini?"

"Yah kan mungkin aja lo ada niat buat godain mereka dengan penampilan baru lo"

"Gue nggak selera sama cowok-cowok yang ada disini, bukan tipe gue semua, tapi ada deh sebenarnya yang masuk menurut gue tapi dia udah didemenin sama sahabat gue duluan, jadi gue ngalah, kan nggak baik nikung temen sendiri, soalnya karma is real"

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang