Chapter 44. Nada

352 35 7
                                    

“Entah ini takdir atau kebetulan namun rasanya sangat nyaman saat bersamamu, Nada.”

– Raygan Antariksa –

°
°
°

“Mel jangan mau sama dia!” Teriak seseorang dari arah berlawanan.

“Ken?” Gumam Melody saat melihat Ken tergesa-gesa berjalan ke arahnya.

“Mel, aku mohon jangan deket lagi sama dia,” ucap Ken sambil meraih tangan Melody.

Melody menatap bingung ke arah Ken sementara Raygan merasa jengkel karena Ken dengan beraninya memegang tangan Melody.

“Dia itu––”

“Apa Ken?” Potong Melody.

Raygan menatap tajam ke arah Ken karena ia merasa bahwa ada sesuatu yang ingin diungkapkan Ken. Dan sesuatu itu sepertinya tidaklah baik untuk dirinya.

Sial

“Gue cabut sekarang kalau lo mau sama dia,” ucap Raygan sambil menatap Melody agar ia bisa keluar dari labirin yang diciptakan Ken.

“Enggak! Jangan pergi.” Melody memohon kepada Raygan kemudian melepas tangan Ken dari tangannya.

“Mel.” Ken menatap tidak percaya kepada Melody.

“Aku harus pergi sama Rangga sekarang.”

“Mel sadar! Dia itu tidak sebaik yang kamu bayangkan.”

“Cukup Ken! Dengan kamu bersikap seperti ini, kamu sendiri yang malah terlihat tidak baik.”

“Apa maksud kamu? Aku melakukan semua ini demi kamu, demi kebaikan kamu.”

Melody menghela nafasnya, “Kalau begitu jangan pernah ngatur-ngatur aku lagi.”

“Ngatur-ngatur?”

“Udah ya Ken, kalau kamu terus seperti ini, aku nggak akan sudi ketemu kamu lagi.”

Ken mengalihkan pandangannya kepada Raygan, “Gue bersumpah akan membongkar semua sifat busuk lo!” Ucapnya penuh penekanan di setiap katanya.

Raygan tersenyum remeh, “Silahkan kalau ada bukti,” ucapnya tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Sementara Melody semakin dibuat tidak mengerti dengan interaksi diantara keduanya. Ia merasa bahwa mereka sedang dalam lingkaran permusuhan.

“Mel, aku mohon dengerin permintaan aku kali ini aja, jangan pernah deket sama dia, dia bukan laki-laki yang sebaik yang kamu lihat,” ucap Ken sekali lagi.

“Kamu gak bisa Ken menyimpulkan sesuatu seperti itu, seharusnya kamu bercermin siapa yang lebih dulu mengenal Rangga, aku atau kamu?”

Skakmat.

“Ayo Rangga,” ucap Melody kepada Raygan kemudian naik ke atas motor.

Raygan menatap Ken dengan senyum penuh kemenangan. Sungguh demi apapun hatinya sangat berbunga-bunga saat mengetahui bahwa Melody lebih mempercayainya daripada Ken.

“Mel! Dengerin aku Mel!” Teriak Ken saat motor yang dikendarai Raygan sudah berjalan menjauh.

“Shit!” Umpatnya penuh frustasi.

••••

Dengan perasaan sedikit ragu, Melody melingkarkan tangannya ke perut Raygan. Lalu menyandarkan kepalanya ke punggung tegap laki-laki itu.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang