Chapter 34. Rahasia Besar

530 44 19
                                    

Vote dan komennya!!

Chapter ini cukup panjang ya teman-teman dan mungkin pertanyaan-pertanyaan dari kalian akan terjawab di chapter ini. Jadi, difokuskan ya dalam membacanya.

Sorry kalau masih ada typo.

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

💜



🍃

“Manusia sangat mudah untuk mencari alasan. Namun bila sudah bertumpuk-tumpuk akan menjadi sebuah kebohongan.”

- Debu Antariksa -

🍃

“Mobilnya enak bos!” Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan berdiri di samping orang yang ia panggil sebagai bos tadi.

Orang yang ia panggil bos tadi merubah atensinya dari yang sebelumnya ke arah mobil kini ke arah sahabat yang juga merangkap sebagai anak buahnya.

“Pakai aja.”

“Lo yakin bos, ini kan milik lo.”

“Gue lebih nyaman pakai motor Lo, lagipula mobil ini bukan milik gue tapi milik Rangga.”

“Yah, Bos kan Rangga?”

“Lo butuh kacamata?”

“Enggak Raygan.”

“Nah gitu dong, panggil gue pake nama aja, ga usah pake embel-embel bos.”

“Iya-iya sorry, lagipula gue udah terlanjur hapal gitu.”

“Ya udah, mulai sekarang dibiasain. Gimana dia?” Tanya Raygan sambil menatap bangunan gudang bertingkat dua yang tidak berpenghuni lagi.

“Paling juga meronta-ronta kaya biasanya.”

“Gue mau lihat dia.” Putus Raygan kemudian mendahului Alex––sahabatnya.

“Lo yakin?” Alex menahan lengan Raygan.

Raygan tersenyum remeh mendengar pertanyaan Alex, “Lo nggak takut?” Tanya Alex lagi.

“Aw,” rintih Alex saat Raygan dengan sengaja menjitak dahinya.

“Harusnya dia yang takut sama gue.” Kemudian Raygan menuju ke arah gudang itu dengan langkah yang lebar.

“Ey tunggu.”

Tap

Tap

Tap

Suara dari sepatu Raygan dan Alex muncul saat beradu dengan lantai usang di gudang itu. Tangga demi tangga telah mereka lewati untuk menemui tawanan mereka yang berada di lantai dua gudang dan ruangannya berada di paling ujung.

Kreet

Raygan membuka pintu tua diruangan itu dengan pelan lalu matanya mengarah ke arah anak manusia yang sedang duduk di atas kursi tua dengan tidak berdayanya.

Raygan menginstruksikan kepada Alex untuk maju terlebih dahulu karena kepala tawanan mereka terlihat menunduk dalam, entah tidur atau malah pingsan.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang