Chapter 53. Prom Night

320 32 4
                                    

“Benar apa kata orang bahwa kebenaran akan selalu terasa menyakitkan. Orang yang dikiranya sangat mencinta ternyata menelan dusta.”

– Debu Antariksa –

°
°
°

Beberapa hari kemudian.

Ken menatap sekretaris papanya dengan penuh harapan.

“Bagaimana, apa sudah ada tanda-tanda keberadaan orang itu?” Tanya Ken.

Sekretaris itu menghela nafasnya.

“Mungkin ini bisa menjadi petunjuk tuan,” ucap sekretaris itu sambil mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku jasnya.

Ken langsung mengambil foto-foto itu yang menampilkan plat mobil seseorang.

“Plat ini––”

“Benar tuan, itu adalah mobil orang yang anda cari. Mobil itu terakhir dilihat di pinggiran kota pada pukul sepuluh malam. Dan selanjutnya melewati cctv jalan yang menuju sebuah gudang yang tuan pernah kunjungi.”

“Sial! Jadi benar hari itu Rangga ada disitu.”

“Tim kami sudah mengecek dan di gudang itu sekarang sudah kosong. Dan ini––”

Sekretaris itu mengeluarkan satu foto terakhir, “Mobil itu juga melewati cctv jalan menuju ke arah hutan. Tapi mobil itu sekarang sudah berada di tangan seseorang yang anda curigai.”

“Benar, beberapa terakhir Raygan menggunakan mobil itu. Tapi apa Rangga benar-benar ada di hutan itu?”

“Tim kami sedang mengeceknya tuan, paling lambat malam ini tuan bisa mengetahuinya karena hutan itu sangat luas.”

“Baiklah, terima kasih atas bantuannya.”

“Iya tuan, kalau begitu saya permisi.”

Ken mengangguk dan sekretaris itu pun keluar dari ruang kantor papanya.

“Apa urusanmu sudah selesai?” Tanya papa Ken yang baru saja menyelesaikan rapatnya.

“Sudah, terima kasih pa sudah mau membantu.” Ken berdiri.

“Jangan khawatir, kalau kamu perlu sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi papa.” Papa Ken berjalan menuju ke arah meja kerjanya.

“Kalau begitu aku pergi sekarang,” pamit Ken.

“Iya, hati-hati,” jawabnya sambil menatap laptop didepannya.

Ken yang merasa bahwa papanya sedang sibuk, ia pun bergegas pergi dari ruangan itu.

Baru saja sampai di parkiran kantor papanya. Ponsel Ken bergetar tanda ada sebuah pesan masuk. Ken mengernyitkan dahinya saat menatap deretan nomor asing yang mengiriminya pesan.

From 085631896xxx

Ini gue, Mentari.

Malam ini ketemu di taman kota jam delapan malam.

“Taman kota? Bukannya hari ini dia ada prom night kelas XII?” gumam Ken curiga.

Ken pun tidak membalas pesan itu dan memilih untuk masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari tempat itu.

.....

“Gimana kostumnya?” Tanya pengurus wardrobe kepada Melody dan Raygan.

“Bagus mbak, cocok dengan konsepnya,” jawab Melody sambil menoleh ke arah Raygan untuk meminta persetujuan.

“Iya bagus.”

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang