Chapter 47. Pemeran Utama

324 32 4
                                    

“Jangan pernah berani berjanji jika tidak tahu bagaimana kedepannya karena keadaan akan selalu berubah-ubah.”

– Debu Antariksa –

“Janji bisa diingkari saat keadaan membutuhkannya.”

– Author –

°
°
°

Suara kendaraan-kendaraan dari arah parkiran tidak membuat para siswa yang berkepentingan menjadi heboh dan mengikuti jejak mereka.

Tentu rasa iri untuk segera pulang akan muncul. Namun hal itu wajar. Melody berfikir bahwa orang yang ingin cepat-cepat keluar dari sekolah adalah siswa yang tidak berniat untuk meningkatkan kualitasnya.

Oleh karena itu, disinilah ia dan Kumala berdiri yakni didepan gedung teater yang letaknya terpisah dari bangunan sekolah.

“Melody.”

Panggil seseorang kepada Melody yang akan segera melangkah masuk.

“Rangga,” respon Melody sementara Kumala memilih untuk masuk terlebih dahulu daripada dijadikan nyamuk.

Raygan menatap ke arah gedung teater yang menurutnya tampak asing baru kemudian menatap Melody.

“Pulang sekarang?”

“Ah iya aku lupa ngabarin kamu, kok kamu bisa sampai sini?”

“Temen sekelas lo yang ngomong.”

“Oh, maaf ya aku lupa, kalau mau pulang kamu duluan aja, nanti biar aku nebeng Kumala.”

“Emang lo mau ngapain disana?” Tanya Raygan sambil menunjuk gedung teater dengan dagunya.

“Seleksi drama buat Prom Night kelas XII.”

“Lo ikut ekskul teater?”

Melody mengerutkan dahinya, “Lah masa kamu lupa?”

Raygan berusaha menyembunyikan raut cemasnya dan mulai mengalihkan pembicaraan, “Gue boleh masuk?”

“Masuk kemana?”

“Ke dalem lah, lihat lo seleksi, emang mau masuk kemana lagi?”

“Kamu gak pulang emangnya?”

“Nanti aja, lagipula gue gak ada kepentingan lain.”

Jawab Raygan asal, sebenarnya ia tidak ingin cepat-cepat pergi dari teritori Melody. Singkatnya ia masih ingin bersama Melody.

“Boleh sih.”

“Yaudah yuk,” ajak Raygan yang sudah siap melangkah.

“Kemana?”

“Ke sanalah,” gemas Raygan kemudian dengan tiba-tiba meraih tangan Melody dan menggandengnya masuk ke dalam gedung.

Sementara Melody menatap tangannya yang digandeng Raygan. Sudah lama rasanya ia tidak mendapatkan hal indah seperti ini. Bahkan sekarang rasanya berlipat-lipat lebih menggetarkan daripada yang dulu.

“Ini kak formulirnya,” ucap anggota kelas X kepada Raygan yang baru masuk ke gedung.

“Gue gak ikut seleksi.”

“Tapi kenapa kakak ada disini?”

“Nih yang ikut seleksi,” ucap Raygan sambil menengok Melody.

Raygan heran karena ia malah menemukan Melody melamun sambil memandang tangan keduanya yang sedang bertautan.

Namun anehnya bibirnya sangat tidak ingin diajak berkompromi. Buktinya hanya dengan ekspresi lucu Melody, ia langsung tersenyum lebar. Padahal ia tidak termasuk sebagai orang yang murah senyum.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang