Chapter 41. Hasil Penyelidikan

444 36 4
                                    

“Bersamamu adalah kebahagiaanku. Meninggalkanmu kurasa itu tidak perlu. Jika masih bisa bersama kenapa harus memilih jalan berpisah?”

– Melody Nareswari –

°
°
°

“Apa! Mereka saling kenal?” Kaget Mentari lalu kembali duduk disamping Alvin.

Alvin merogoh sesuatu dari dalam saku celananya, “Nih.” Lalu ia memberikan sebuah anting kepada Mentari.

“Mending lo kasih aja anting ini ke Ken,” saran Alvin.

Wait! Gue masih nggak paham sama apa yang lo katakan tadi, please jelasin lebih detail.”

“Jadi gini gue punya temen di London dan dia dulunya pernah ikut sebuah geng balap disana.”

“Balap?”

“Ya, bukan hanya geng balap motor tapi juga geng balap mobil. Dan lo tahu apa yang membuat gue terkaget-kaget?”

Mentari menggeleng.

“Rangga ternyata dulunya anggota geng itu.”

What?! Lo salah Alvin.”

“Temen gue nggak mungkin bohong, gue sendiri yang nunjukin fotonya Rangga ke dia dan dia bilang kalau Rangga mantan anggota geng itu tapi sekarang udah keluar karena dia balik ke Indonesia.”

Alvin tersenyum gemas saat melihat wajah Mentari yang kebingungan.

“Lo masih bingung?”

“Iyalah, Rangga itu pindah ke Indo pas dia kelas tiga SD dan pasti nggak mungkin kan dia ikut geng balap. Ayolah, gue tahu ada yang nggak beres disini.”

“Bentar gue mau tunjukkin sesuatu,” ucap Alvin lalu membuka aplikasi galeri di ponselnya.

“Lo bisa lihat di foto ini?”

Mentari mengangguk namun langsung menutup mulutnya tidak percaya, “What?! Rangga punya kembaran?!”

Kedua indera penglihatan Mentari kembali meneliti foto sebuah keluarga yang ditampilkan di ponsel Alvin. Disana terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yang masing-masing sedang menggendong bayi laki-laki yang rupanya bisa dibilang sangat mirip.

“Iya, kembar identik dan juga foto ini,” jawab Alvin lalu menggeser layar ponselnya.

“Panti asuhan?” Tanya Mentari saat membaca plakat dibelakang anak-anak yang sedang tersenyum menatap kamera.

“Dan ini Raygan,” ucap Alvin sambil menunjuk salah satu anak yang tampak cemberut diantara anak-anak yang tersenyum.

“Raygan?”

“Temen gue bilang kalau temen anggota gengnya itu namanya bukan Rangga tapi Raygan dan Raygan itu adalah anak panti asuhan yang dibuang oleh orang tuanya sendiri. Bisa dibilang dia nakal karena kurang kasih sayang dari orang tuanya.”

Mentari langsung menutup mulutnya tidak percaya dan kedua matanya ikut membola sempurna. Rahasia apalagi ini?

“Jadi Rangga dan Raygan itu kembar identik?” Tanya Mentari lagi untuk memastikan.

“Iya.”

“Tapi gue nggak paham kenapa Om Jaya dan Tante Citra tega buang anaknya sendiri?”

“Temen gue bilang dia nggak tahu karena sewaktu kenal Raygan dia udah ada di panti asuhan. Bahkan Raygan nggak pernah pakai marga Antariksa dibelakang namanya. Jadi bisa disimpulkan emang ada pertengkaran diantara keluarga itu.”

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang