Chapter 18. Ungkapan Suka

893 60 7
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak!.

Vote dan comment kalian aku tunggu😘

Sorry kalau masih ada typo..

Happy reading😄

🍃🍃🍃

"Pikiran terburuk ku saat ini adalah bukan karena aku takut kau pergi dariku, tapi aku takut kalau aku telah menyakitimu saat kau terus berjuang bersamaku."

- Rangga Antariksa -

●●●

"Dengerin gue Mel, Rangga itu ada rasa sama lo gue bisa lihat dari matanya waktu dia ngerasa putus asa setelah kejadian di parkiran sama Ken, cuman sekarang dia belum nyadar aja tapi gue yakin dengan berjalannya waktu dia bakalan sadar kok."

"Tapi ini beda keadaannya."

"Tapi kan Rangga udah janji nggak bakalan ninggalin lo."

"Gue agak ragu Mal, gimana kalo suatu saat nanti keadaannya bakalan beda, gue nggak yakin dia bakal megang janjinya itu."

"Lo cinta kan sama Rangga?"

"Kalo lo cinta pasti lo bisa ngeliat ketulusannya Mel, bukannya ini udah jadi keputusan lo sendiri buat ngebantu Rangga menyadari perasaanya ke lo maupun ke kak Mentari. Ini udah jadi konsekuensi lo Mel, kalo lo nggak mau tambah sakit seharusnya lo nggak nerima tawaran Rangga waktu dia nembak lo."

"Jujur gue agak kecewa denger cerita lo soal kenapa Rangga pengen pacaran sama lo, tapi ini udah terlanjur Mel tapi entah kenapa gue yakin kalo Rangga ada rasa sama lo. Mungkin ini udah jadi takdir lo Mel, kalo gitu buat dia jatuh cinta sama lo kalo memang dia belum ada rasa sama lo, kalaupun udah ada buat cintanya tambah kuat lagi sampai ke akarnya, gue yakin lo pasti bisa."

Rangga menghela nafasnya saat ia kembali mengingat percakapan Melody dan Kumala saat di cafe mall. Sebenarnya saat itu Rangga tidak jadi pergi ke toilet, entahlah ia merasa kalau lebih baik ia kembali ke meja yang ditempatinya dengan Melody.

Dan wow ternyata kata hatinya tak pernah salah buktinya saat ia kembali, ia telah disuguhkan oleh sebuah percakapan yang membuat pikirannya sedikit kalut.

Ya memang benar ia telah mendengar semua percakapan antara Melody dan Kumala. Biarlah ia dituduh sebagai orang yang menguping pembicaraan orang lain. Yang penting sekarang ia telah mengetahui isi hati Melody yang sedikit ragu akan dirinya.

Dan masalahnya kata hatinya tidak sinkron jika dihubungkan dengan masalah perasaannya. Apa benar ia sudah menyukai Melody dari dulu? Itu adalah pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab. Iya memang benar ia menyukai Melody tapi kenapa embel-embel nama sahabat terasa begitu sulit untuk dihapuskan.

"ARGHH.. " teriak frustasi Rangga sambil meremas rambutnya.

"Oi ngapain lo teriak kayak gitu, mentang-mentang ini rooftop yang nggak bakalan didenger orang ya tetep nggak baik lah teriak-teriak sendirian. Bisa dianggep orgil lo." ucap Aldi yang datang entah darimana.

"Bangsat lo."

"Wah sabar bro, napa lo lagi ada masalah? Tadi gue nyariin lo ke kantin tapi lo nya nggak ada, setelah gue muter-muter ternyata lo ada disini. Kemana aja lo dari ijin ke toilet tapi nggak balik-balik sampe istirahat eh ternyata malah disini. Seharusnya lo ngajakin gue sekalian, biar bebas ama pelajaran sejarah yang bikin gue nguap-nguap."

Rangga hanya diam tak menanggapi ocehan sahabatnya yang mirip seperti emak-emak yang waktu anaknya nggak pulang-pulang.

"Aelah dijawab napa. Gue disini kayak ngomong sama angin."

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang