Chapter 57. Aku Bukan Dia

481 36 5
                                    

“Aku bukanlah dia. Jangan samakan kami berdua. Jangan mengingatnya saat kita bersama. Karena itu salah.”

– Rangga Antariksa –

°
°
°

Sepulang sekolah Kumala berniat untuk menengok Melody yang hari ini tidak masuk sekolah karena sakit. Ia turun dari mobil pribadinya dan menyuruh pak sopirnya agar mau menunggu.

“Eh Kumala,” sambut Kirana yang kebetulan sedang merawat tanaman hiasnya di depan rumah.

“Iya bunda, Melody gimana bun keadaannya?”

“Dia udah sembuh kok, dia stres karena kejadian waktu itu makanya sakit dan pingsan tapi untungnya kemarin ada Rangga.”

“Rangga? Rangga yang mana?” Tanya Kumala penasaran.

“Kok tanya yang mana, kan Rangga cuma satu.”

“Ya maksud aku si penipu itu atau Rangga yang asli.”

“Rangga yang asli lah.”

“Rangga yang asli? Beneran?”

“Iya Kumala, mana mungkin bunda bohong.”

“Syukurlah, kalau gitu aku ke kamarnya Melody ya bun.”

“Iya.”

Kumala pun langsung meluncur ke kamar Melody. Ia sangat penasaran bagaimana respon Melody saat Rangga datang. Ia yakin bahwa Melody pasti syok.

“Melody.” Kumala masuk ke kamar Melody begitu saja tanpa mengetuknya terlebih dulu.

“Ya ampun Kumala, aku kaget,” ucap Melody yang sedang menyisir rambutnya didepan cermin.

“Lo gak papa?” Kumala langsung menghampiri Melody.

“Aku gak papa, udah baikan kok.”

“Huft, syukurlah.”

Melody berdiri dari kursinya lalu berjalan menuju ranjang dan duduk disana. Kumala juga mengikuti langkah Melody.

“Kamu kenapa? Kok kaya syok gitu.”

“Gimana ya Mel gue bingung mau mulai darimana.”

“Yaudah ngomong aja.”

“Tapi lo udah bener-bener baik-baik aja kan? Soal Raygan––”

“Jangan sebut nama laki-laki itu Mal, aku masih sakit hati sama dia dan aku belum memaafkannya.”

“Sama Mel, gue juga masih benci sama tuh orang, beraninya dia nipu kita semua dan nyakitin lo,” ucap Kumala dengan gigi yang digertakkan.

“Terus kamu mau apa? Berantem sama dia?” Tanya Melody terkekeh.

“Kalau boleh gue siap bawa dia ke ring tinju,” ucap Kumala.

“Jangan aneh-aneh.”

“Oh iya Rangga kemarin datang kesini kan?”

Melody mengangguk, “Dia yang nemuin aku pingsan di kamar dan tuh lihat pintu kamar aku baru aja dibenerin, kemarin Rangga yang dobrak.”

“Wah keren juga tuh anak, gue jadi baper.”

“Baper apanya?”

“Kaya di film-film.”

Melody tersenyum. Ia akui bahwa Kumala sangat pintar menaikkan moodnya lagi dengan kerecehannya.

“Aku kemarin awalnya gak percaya kalau dia adalah Rangga tapi setelah aku tatap matanya dan dia jawab semua pertanyaan aku dengan benar, aku baru percaya kalau dia adalah Rangga,” ucap Melody.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang