Chapter 3. Friendzone

1.5K 112 7
                                    

"It's much easier to turn a friendship into love, than love into friendship."

💜💜💜


Bel pulang sekolah SMA Galaksi telah berbunyi beberapa saat yang lalu, para siswa pun sudah mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

"Shhutt,," Kumala menyenggol tangan Melody yang sedang memasukkan buku-buku nya kedalam tasnya. "Kenapa?" Tanya Melodi bingung.

"Tuh liat" Kumala menunjuk ke arah depan pintu kelasnya. Melody pun mengikuti arah telunjuk Kumala. "Gue duluan" ucap Melody singkat setelah mengetahui seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya.

"Hati-hati ya Mel" Melody menaikkan sebelah alisnya,"Hati-hati kenapa emang?" Tanya Melody. Kumala menyuruh Melody untuk mendekat kearahnya.

Lalu ia membisikkan sesuatu di telinga Melody berharap seseorang yang sedang berdiri didepan pintu kelasnya itu tak dapat mendengar percakapan mereka, "Awas nanti elo disakiti lagi sama dia"

"Tenang aja Mal, gue bisa jaga diri kok" Melody beranjak dari duduknya, "Awas aja besok nangis-nangis minta peluk gue" Melody sedikit terkekeh, "Gue jijik kalik pelukan sama elo" ucap Melody lalu berjalan ke luar kelas.

"Udah lama nunggu?" Tanya Melody saat sudah berhadapan dengan Rangga. Rangga pun segera memasukkan ponselnya kedalam sakunya, "Kalo nunggu kamu nggak akan berasa lama kok" Rangga mengacak rambut Melody.

Plak

"Loh kok dipukul lagi" ucap Rangga tak terima sebab hari ini ia sudah dua kali kena pukulan Melody, "Makanya jangan sembarangan ngacakin rambut orang" ucap Melody sambil menata rambutnya.

"Iya iya maaf, sini biar aku rapihin" Rangga mengusap-usap rambut Melody mencoba membenahi kesalahannya tadi. "Padahal kamu itu lebih cantik kalau rambut kamu itu digerai" ucap Rangga.

Melody mendongak menatap manik mata Rangga dengan posisi tangan Rangga yang masih berada di kepala Melody. Otomatis jarak mereka hanya beberapa jengkal saja.

"Nah, sekarang udah rapi" Rangga menurunkan tangannya dari kepala Melody kemudian menatap Melody yang masih melamun menatap wajah Rangga, "Aku tau kalau aku itu ganteng jadi stop buat natap aku kaya gitu nanti kamu malah ileran lagi" Melody tersadar dari lamunannya.

"Ck.. dasar batu" ucap Melody sambil menetralkan rasa gugupnya, "Kan enak kalau aku jadi batu jadinya kamu bisa leluasa buat megang aku, coba aja kalau aku jadi debu pasti kamu nggak akan pernah bisa ngeliat aku" Melody kembali menatap Rangga, "Jangan bilang kaya gitu aku jadi takut kamu pergi ninggalin aku"

"Tapi kayanya sekarang aku mau pergi deh 'tapi' sama kamu" Melody menaikkan sebelah alisnya, "Kemana?"

"Pokoknya jalan-jalan sama kamu" Melody langsung tersenyum lebar lalu ia segera menggenggam tangan cowok didepannya itu, "Ayuk"

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Rangga dan Melody telah sampai di mall yang mereka maksud. Mereka memilih jalan-jalan ke mall karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumah masing-masing dan semua yang mereka inginkan sudah tersedia di mall itu.

"Aku mau beli ice cream" pinta Melody saat keduanya tengah berada didepan toko ice cream. Rangga pun mengangguk dan menuntun Melody untuk masuk kedalam toko ice cream tersebut.

"Aku mau rasa cokelat caramel" pesan Melody, "Ngga,, kamu mau rasa apa?" Tanya Melody, "Hmm rasa vanilla aja"

Setelah pesanan mereka diantarkan, Melody dan Rangga segera memakan ice cream pesanan mereka. Memang dari dulu Rangga dan Melody memiliki banyak kesamaan yang salah satunya adalah sama-sama penyuka ice cream.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang