Chapter 29. Kantor Polisi

450 41 6
                                    

Vote dan komennya ramein guys!!

Mohon maap kalau masih ada typo bertebaran.

Happy reading😘

❄️

“Lo nggak capek apa belain gue terus?! Gue aja capek lihat Lo terus belain gue!”

– Rangga Antariksa –

❄️

°
°
°

Melody dan Kumala telah sampai di kantor polisi setempat sesuai informasi yang diberikan Tika.

“Mana sih tempat interogasinya.” Tanya Kumala.

Melody menatap seorang wanita yang begitu ia kenali. Kumala mengikuti langkah Melody yang seperti hendak menghampiri seseorang.

“Tante.” Panggil Melody kepada seorang wanita tadi.

Citra menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang notabennya sudah dianggap seperti anaknya sendiri.

Citra langsung memeluk Melody dan terisak hebat, “Maafkan Rangga sayang. Dia salah untuk kali ini. Setelah ini kamu bebas untuk membenci dia. Ini semua gara-gara Tante yang tidak becus mendidik dia.”

Melody ikut menangis karena mendengar ucapan pelan namun penuh sesak itu. Lalu ia melepaskan pelukan itu, “Tante, ini bukan salah Tante, setiap ibu adalah yang terbaik untuk anaknya. Jika anaknya salah bukan berarti karena kesalahan didikan orang tuanya, adafaktor lainnya Tante. Jadi, Melody mohon jangan menyalahkan diri Tante sendiri.”

Citra mengangguk dan menghapus air matanya, “Rangga ada dimana Tante?”

“Di ruang interogasi.”

“Dan korbannya?” Tanya Melody penuh kehati-hatian.

Citra menunjuk seorang wanita yang menangis sesenggukan di kursi tunggu sembari dipeluk pria dan wanita paruh baya yang Melody duga adalah orang tua dari wanita itu.

Melody memejamkan matanya sejenak untuk menjernihkan pikirannya. Walaupun ini adalah kesalahan Rangga tapi tidak etis juga ia tidak mendengar penjelasan dari kedua belah pihak.

“Om Jaya nggak kesini Tante?” Tanya Melody lagi.

Citra menggeleng, “Papanya Rangga marah besar sama dia bahkan bersumpah tidak akan membela Rangga kalau-kalau keluarganya Ratih ingin menjebloskan dia ke penjara. Tadi Papanya Rangga kesini hanya karena panggilan polisi untuk menjadi saksi mata tapi setelah itu dia kembali ke kantor.”

Oh, namanya Ratih. Melody mengangguk-nganggukkan kepalanya.

“Keluarga dari saudara Rangga Antariksa?” ucap seorang polisi sambil membawa Rangga disampingnya.

“Iya saya Mamanya.” Citra segera menghampiri putranya dan menatapnya kasihan. Ingin sekali ia mengobati luka-luka diwajah Rangga namun urung saat mendengar kelanjutan kata dari polisi itu.

“Setelah ini kami ingin mendengarkan keterangan korban karena saudara Rangga hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan kami. Berarti ini menunjukkan bahwa saudara Rangga tidak berniat untuk membela diri dan mungkin saja memang dia melakukan hal tersebut. Jika korban mengakui kejahatan saudara Rangga maka hanya persidangan jalan untuk mencapai keadilan, permisi saudara Ratih silahkan masuk keruang interogasi.”

Ratih dibantu kedua orang tuanya masuk kedalam ruang interogasi.

Citra semakin terisak saat kedua tangan Rangga diborgol oleh salah seorang polisi tadi.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang