Chapter 50. Sunset Kiss

342 33 5
                                    

“Cinta itu tumbuh diluar kehendak kita bahkan kita gak tahu kita akan jatuh cinta sama siapa. Tapi cinta itulah yang membuat kita bisa memilih siapa yang akan kita lindungi dan kita perjuangkan.”

– Debu Antariksa –

°
°
°

Melody menatap pot-pot kaktus yang tertata rapi di teras rumahnya. Ia merasa seperti telah membesarkan seorang anak hanya dengan menatap kaktusnya yang tumbuh subur.

Tinn tinn

Melody menoleh ke arah gerbangnya yang tertutup lalu berpamitan dengan bundanya yang sedang berada di ruang tamu.

“Bunda, aku mau keluar dulu,” ucap Melody dengan sedikit keras.

“Iya sayang hati-hati.”

Setelah itu Melody langsung berlari kecil menuju ke arah gerbang rumahnya.

“Ha?” Tanya Melody saat ia tidak menemukan seorang pun setelah ia membuka gerbang. Melainkan dirinya langsung disambut dengan buket mawar biru yang tampak besar dan indah.

“Wah.” Melody menerima buket itu dengan mata berbinar lalu menghirup aromanya dalam-dalam.

“Gimana? Kamu suka?” Tanya Raygan yang akhirnya muncul dari samping gerbang yang tertutup.

“Banget,” jawab Melody sambil tersenyum lebar.

“Siap?”

“Siap.”

Raygan mengulurkan tangannya dan Melody menyambutnya dengan penuh rasa bahagia. Mereka pun memasuki mobil dengan getaran yang begitu hebat dalam hati mereka masing-masing.

“Tumben pake mobil,” ucap Melody saat mobil yang dibawa Raygan sudah melaju setengah jalan.

Raygan menoleh ke arah Melody lalu mengusap pucuk rambut Melody dengan lembut.

“Biar kamu gak kepanasan.”

“Emang kita mau pergi jauh?”

“Kejutan.”

Melody menatap kesal ke arah Raygan, “Ih jangan main rahasia-rahasiaan sama aku.”

“Namanya juga kejutan, kalau gak rahasia itu bukan kejutan.”

“Terserah,” ucap Melody lalu membuang wajahnya ke samping kaca mobil.

Raygan tersenyum gemas lalu menggenggam tangan Melody dengan penuh kelembutan.

“Jangan pernah lupakan kenangan ini ya Mel.”

Melody menoleh ke arah Raygan dengan tatapan bertanya, “Kenapa?”

“Kita gak tahu takdir kedepannya kaya apa, tapi aku mau jangan pernah melupakan kenangan saat kita bersama. Aku gak minta untuk kamu selama-lamanya ingat tapi hanya dengan menempatkan secuil memori ini di dalam hati kamu itu udah lebih dari cukup buat aku,” ucap Raygan sambil menatap lurus ke depan ke arah jalan raya.

Melody menatap tangannya yang berada di genggaman Raygan dengan perasaan gelisah. Apa-apaan ini! Laki-laki disampingnya itu seolah-olah mengucapkan kalimat perpisahan kepada dirinya.

“Kamu ngomong apaan sih, gak jelas.”

Raygan mengacak rambut Melody dengan gemas, “Kamu lupa ya kalau aku pernah bilang kamu itu lebih cantik kalau rambut kamu itu diikat.”

“Gak lupa sih, tapi hari ini aku pengennya rambut aku diurai,” jawab Melody setelah ia merapikan rambutnya gara-gara ulah Raygan.

“Apapun itu kamu akan selalu terlihat cantik.”

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang