Chapter 22. Haters

687 58 5
                                    

Vote, comment, and share!

Maaf bila masih ada kesalahan pengetikan dan lain hal😉

Happy reading😙

🍒

"Jadi jahat sekali-kali itu nggak apa-apa. Yang penting dampaknya bisa kita pertanggung jawabkan dan masih dalam kadar yang normal. Daripada baiknya kebangetan tapi malah kita yang selalu dimanfaatkan."

- Kumala Chyntiarsya -

🍒


"Lo tadi ngobrolin apa aja sama Ken?" tanya Kumala saat ia dan Melody berjalan ke gerbang depan sekolah.

Sore ini Melody akan pulang bersama Kumala, dikarenakan hari ini jadwal Rangga dan timnya untuk berlatih basket. Karena perlombaan tahunan semakin dekat makanya Rangga sebagai kapten basket harus bisa mengkoordinir anak buahnya.

"Ya cuma gitu-gitu aja. Terus lo tadi canggung nggak pas kekantin bareng Rendi?" tanya Melody mencoba mengalihkan pembicaraan.

Dahi Kumala berkerut, "Lo lagi nggak mengalihkan pembicaraan kan?"

Skakmat

Langkah Melody pun berhenti, "Nih Kumala udah cocok jadi pakar mikro ekspresi" batin Melody.

"Ya enggaklah. Mana ada gue mengalihkan pembicaraan. Pokoknya gue cuma bahas ya soal gitu-gitu doang." elak Melody gugup.

Kumala menaikkan sebelah alisnya, "Gitu-gitu doang itu banyak maknanya Mel. Udah deh ngaku aja kalo lo tadi nggak lupa kan minta nomornya Ken?"

Fyuh

"Oh nomornya Ken. Udah minta ke dia kok. Lo tenang aja nanti gue share ke lo" desah Melody lega.

Aku pikir Kumala nanyain soal foto tadi pagi. Batin Melody.

"Oh iya gue kok mendadak amnesia gini sih." ucap Kumala sambil menepuk dahinya sendiri, "Eh soal foto tadi pagi gimana? Itu beneran punyanya Ken?" sambung Kumala.

Nah ini pertanyaan yang ditunggu-tunggu. Batin Melody.

Sekarang Melody benar-benar takut. Iya, takut kalau ia nantinya akan membuka rahasia Ken soal 'mantan'nya yang sudah tiada itu. Apalagi ia sudah berjanji kepada Ken untuk menjaga rahasianya. Tapi kalau dihadapkan dengan manusia terkepo sejenis Kumala apa iya ia bisa terus menutup mulutnya. Mengingat bahwa Kumala adalah sahabat dekatnya, alhasil segala kebohongan yang berusaha untuk ditutupi pasti akan tercium juga.

"Hei Mel kok malah bengong." Ucap Kumala sambil menepuk bahu Melody.

Melody pun tersadar dari lamunan singkatnya, "Ha? Tadi lo ngomong apa?"

"Sabar sabar." Gumam Kumala, "Itu lho soal foto tadi pagi yang lo tunjukin ke gue. Beneran itu punyanya Ken?" tanya Kumala.

"Oh itu emang bener punyanya Ken." jawab Melody.

"Terus?"

"Terus apaan Mal?"

"Terus cewek difoto itu siapa?" tekan Kumala.

Melody ingin menjawab tapi takutnya Kumala sakit hati. Melody tahu kalau Kumala begitu mengagumi Ken, tapi kalau sudah dihadapkan dengan mantan yang masih belum bisa dilupakan ia bisa apa?.

"Maaf ya Mal tadi gue udah janji sama Ken kalo gue harus rahasiain soal obrolan kami berdua tadi. Maaf." jujur Melody sambil menunduk.

"Ya ampun Mel kenapa lo nggak bilang daritadi. Kalo lo daritadi jujur sama gue soal lo yang jagain rahasianya Ken, gue nggak bakal ngulik lebih dalam kok. Karena gue masih tahu batasan." jelas Kumala.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang