Chapter 28. Hal Yang Tidak Terduga

537 53 5
                                    

Yuk semuanya buruan vote dan ramaikan komennyaaa😉

Sorry kalau masih ada typo

PERINGATAN CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR. MOHON UNTUK JANGAN DITIRU, KHUSUSNYA YANG MASIH DIBAWAH UMUR. KALAU NGGAK KUAT BISA DISKIP AJA.

Happy reading😘

🍃

“Apa yang telah aku dengar hari ini adalah perbuatan terbrengsek yang pernah kamu lakukan.”

- Melody Nareswari -

🍃

Ada yang sakit tapi tidak berdarah.

Itu mungkin ungkapan yang tepat untuk seorang Melody. Orang yang dulunya selalu menghiburnya dengan kata-kata manis, namun sekarang malah membuatnya menangis lewat kata-kata pahit yang diutarakannya.

Tok tok

“Melody sayang, makan malamnya udah siap, yuk sayang udah ditunggu sama Papa dan Kak Faiz,” ujar Kirana kepada anak perempuannya itu.

Pasalnya, sehabis pulang dari sekolah Melody langsung berlari kedalam kamar dan tidak keluar setelah itu. Bahkan sudah berpuluh-puluh kali Kirana meminta Melody untuk keluar kamar dan berpuluh-puluh pula Kirana tidak mendapat respon apapun.

“Melody belum mau keluar, Bun?” Tanya Faiz saat ia sudah berada disamping Kirana.

“Iya tuh, pintunya juga dikunci dari dalem. Udah ya Bunda minta kamu suruh adikmu keluar, Bunda pusing,” ujar Kirana sambil memijit dahinya kemudian berlalu dari depan pintu kamar Melody.

Faiz menghela nafasnya sebentar lalu kembali mengetok pintu kamar Melody, “Mel, ini Kakak. Kamu kok betah banget dikamar terus, tuh kasian cacing diperut kamu pasti pada demo minta asupan.” Telinga Faiz mendekat kearah pintu kamar Melody untuk memastikan bahwa disana memang ada kehidupan.

Hiks.. hiks..

Samar-samar Faiz mendengar suara tangisan seorang perempuan. Tapi siapa ya yang malam-malam begini menangis dikamar adiknya. Apa jangan-jangan, Mbak Kunti?.

Bodoh. Kesal Faiz kepada dirinya sendiri. Jelas-jelas penghuni dikamar itu hanya adiknya, Melody.

Tiba-tiba perasaan khawatir menyeruak didalam dirinya, Faiz mencoba menarik knop pintu itu dan sedikit menggebrak permukaan pintu itu dengan kasar. Harap-harap, semoga Bunda dan Papanya tidak ikut mendengar, ia khawatir jika orang tuanya akan semakin khawatir jika mengetahui bahwa Melody sedang menangis makanya mengurung diri didalam kamar.

“Mel, buka nggak? Kakak dobrak nih.” Masih belum ada respon, “Oh yaudah Kakak dobrak nih, biar Papa sama Bunda pada kesini.” Faiz langsung mengambil langkah kuda-kuda.

Aelah lu emang mau pencak, Faiz.

Brak

“Aduh.” Ringis Faiz sambil tersungkur. Bagaimana tidak, sebelum Faiz berhasil mendobrak pintu kamar Melody namun sang empu terlebih dahulu membukanya dari dalam. Dasar adik laknat!

Tentu saja umpatan itu berasal dari hati terdalam Faiz. Mana berani ia mengumpat didepan adiknya langsung. Persetan tidak tega kepada adiknya, ia tidak berani karena setelah mengumpat ia harus menerima konsekuensi dari singa betina yang mengamuk.

Dulu saja saat Melody masih kecil, Faiz pernah menjahili adiknya itu dengan sengaja mematahkan kepala boneka Barbie milik Melody.

Bukannya menangis Melody malah marah-marah mengomelinya dan menyuruh Faiz untuk menjadi kuda tunggangannya selama 24 jam. Bayangkan 24 jam! Bisa-bisa punggung Faiz bentuknya sudah tidak lurus lagi, langsung letoy.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang