Chapter 11. Perang Dingin

1K 80 6
                                    

Sebelum mulai membaca biasakan dulu buat vote ya... btw aku sangat berharap hal itu dari kalian😢...

Comment juga boleh dan share ke orang-orang terkasih kalian..

Maaf kalo ada typo yang bertebaran..

Selamat membaca😊.. Semoga feelnya dapat ya😉..

🍃🍃🍃

"I don't want you to hear that I love you, but I want you to feel it without me having to say"

(Aku tak ingin kau mendengar aku mencintaimu, tetapi aku ingin kau merasakan cintaku tanpa aku harus mengatakannya)

💜💜💜


"Aish" keluh Rangga sambil melemparkan tasnya keatas bangkunya dengan kasar. Aldi-- teman sebangkunya-- yang awalnya fokus kepada ponselnya kini menatap sahabatnya itu dengan heran.

"Please deh ini masih pagi jadi nggak usah marah-marah mulu" ucap Aldi yang langsung mendapat tatapan sengit dari Rangga, "Jangan ikut campur!" ucap Rangga dingin tapi menusuk.

Kemudian Rangga pun memilih pergi ke rooftop sekolahnya, ia sudah tidak menginginkan mengikuti pembelajaran dikelasnya, lebih baik ia bolos daripada tidak fokus mendengarkan penjelasan guru mapelnya. Mungkin dengan menyendiri bisa menetralkan amarahnya.

Aldi yang ditinggal begitu saja memilih acuh, ia tahu saat ini Rangga sedang marah makanya ia tak mau ikut campur karena ia yakin bahwa sahabatnya itu mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, "Apapun masalah lo, gue harap lo baik-baik aja" gumam Aldi lalu ia memilih membuka aplikasi mobile legend nya.

Sementara di tempat lain yakni ditaman belakang sekolah Ken menatap Melody dengan sendu, sementara Melody dari tadi hanya menunduk tanpa mengucap sepatah kata apapun yang membuat Ken merasa khawatir. Lebih baik Melody mengoceh tak jelas daripada mendiamkannya seperti ini.

Ken pun menghela nafasnya, "Hah" Melody pun menoleh kearah Ken, "Ken?" panggil Melody. Ken pun menoleh ke arah Melody tepatnya kearah mata Melody yang tampak sembab.

"Kenapa?" tanya Ken yang mendapat gelengan dari Melody, "Ken, kamu balik aja kekelas nggak baik bolos" ucap Melody.

"Lebih baik aku bolos daripada ninggalin kamu sendirian disini, takutnya kamu putus asa buat hidup terus kamu ke rooftop terus terjun ke bawah kan bahaya" ucap Ken dengan sedikit terkekeh.

"Ya enggaklah, aku masih pengen ngejar mimpi aku kok" ucap Melody sambil tersenyum dengan suara serak akibat kebanyakan menangis. Ken pun ikut tersenyum karena sekarang senyum Melody sudah terpatri lagi di bibirnya.

"Ekhem, Rangga itu---?"

"Sahabat aku" Melody menatap mata Ken, "Ah biar aku perjelas, cuma sahabat doang nggak lebih" ucap Melody sambil tersenyum miris.

"Terus gimana perasaan kamu ke dia? Setelah aku pikir-pikir pertengkaran kalian tadi kayaknya ada yang beda dari pertengkaran seorang sahabat biasa"

"Maaf untuk itu aku----" ucapan Melody terpotong.

"Aku ngerti kalo kamu belum siap buat cerita, luapin deh arah pembicaraan ini"

"Kalo gitu aku beliin kamu minum ya, telinga aku sakit denger suara kamu yang serak kayak gitu" sambung Ken yang mendapat anggukan dari Melody, "Kamu disini aja jangan kemana-kemana" ucap Ken memperingatkan lalu berjalan meninggalkan taman belakang sekolah itu dan menuju ke kantin.

Debu Antariksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang