“Terima kasih atas ungkapan cintamu. Tapi aku harus pergi. Detak jantung dan nafasku semakin tidak terasa.”
– Raygan Antariksa –
°
°
°
“Makasih,” ucap Melody kepada Raygan yang masih setia didalam taksi.Raygan mengangguk, “Masuklah.”
Melody masih memandang laki-laki itu yang menaikkan kaca mobil taksi lalu pergi dari pelataran rumahnya.
“Kamu udah pulang sayang? Loh Rangga mana?” Kirana menatap bingung ke arah Melody yang masuk sendirian ke dalam rumah.
“Mungkin gak mampir,” ucap Faiz lalu duduk disebelah bundanya.
Kirana mengangguk mengerti namun saat melihat ekspresi Melody ia merasa bahwa ada sesuatu yang salah.
“Kamu gak apa-apa kan?” Tanya Kirana.
Melody gelagapan, “A–ah enggak bun aku baik-baik aja.”
“Terus itu baju kamu kenapa kok kotor?” Tanya Faiz.
Melody lupa bahwa bajunya kotor akibat terjatuh saat mengejar Rangga.
“I-itu anu....”
“Anu apa?” Faiz memicingkan matanya.
“Melody sayang, gimana keadaan kamu? udah enakan? Tadi papa pulang kantor masa kamu malah keluar jalan-jalan sama Rangga,” ucap Ridwan yang baru saja datang.
Huft, syukurlah ada Ridwan yang mengalihkan pertanyaan Faiz.
“Cari angin pa.”
“Rangga yang nganter?” Tanya Ridwan.
“Iya pa, mungkin dia gak mampir,” jawab Faiz.
“Tapi dari balkon atas papa malah lihat kamu turun dari taksi,” ucap Ridwan.
Mampus, batin Melody.
“Loh beneran? Kok bisa?” Tanya Faiz.
Melody memilin ujung bajunya gugup, “Tadi Rangga–––”
“Minta saya buat nganter pulang Melody karena dia ada urusan mendadak,” sambung Raygan yang sudah entah kapan berada dibelakang Melody.
Melody menoleh ke belakang dan langsung menutup mulutnya tidak percaya saat melihat Raygan yang terlihat sangat santai.
“Kamu tadi kan udah pulang,” ucap Melody masih dalam suasana kaget. Lagipula kenapa Raygan malah mengatakan seperti itu. Padahal kenyataannya Ranggalah yang meninggalkannya sendirian.
Faiz sedang menerka-nerka siapa sebenarnya laki-laki itu. Ia tidak ingin kena tipu lagi. Tapi saat melihat luka diwajah Raygan, ia sangat yakin bahwa itu memang laki-laki brengsek yang telah menyakiti adiknya.
“Beraninya lo nginjakin kaki disini!” Faiz langsung menarik kerah Raygan. Raygan yang tidak siap pun hampir saja terhuyung ke belakang.
“Jadi kamu tadi pulang sama dia?! Jawab kakak!” Faiz menatap Melody dengan tatapan marah.
Melody mengangguk pasrah. Ia tampak seperti pencuri yang baru saja dipergoki.
“Tapi lepasin dia kak,” ucap Melody khawatir karena bisa saja kakaknya itu memukul Raygan sedangkan luka Raygan sendiri juga belum kering sepenuhnya.
“Kamu membela dia?” Tanya Faiz tidak percaya.
“B-bukan gitu maksud aku.”
“Saya kesini dengan niatan baik untuk meminta maaf,” ucap Raygan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debu Antariksa (END)
Fiksi Remaja"Makasih buat kamu yang datang seperti batu dan hilang seperti debu." - Melody Nareswari - ------ Bagaimana jika seseorang yang kau cintai tiba-tiba menghilang tanpa kau ketahui penyebabnya?. Sakit bukan?. "Bukan sakit tapi lebih kepada kecewa." Kal...